Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #20

Bodoh

"Siapa yang menolak Naka? Kau sungguh tidak tau?" Yani yang berpapasan dengan Wulan di gerbang Sekolah, langsung menyerang Wulan dengan pertanyaan yang sungguh membuat Wulan semakin di selimuti rasa penyesalan.

Kenapa berita penolakan ini menyebar sampai ke Sekolah? Beberapa orang yang tau kedekatan Naka dengan Wulan, berusaha untuk mendapatkan informasi dari Wulan. Bagaimana mungkin Wulan menjawab kalau dia adalah perempuan yang sudah menolak Naka? Tentu saja dia akan mendapatkan banyak hujatan. Membayangkannya saja sudah membuatnya merinding.

Wulan menggeleng. "Aku tidak tahu. Aku juga baru mendengar beritanya kemarin."

"Bodoh sekali perempuan yang menolak Naka. Memang Naka tidak begitu tampan, tetapi wajahnya itu selalu memikat siapapun, dia juga pandai dan sangat keren. Yela yang secantik itu saja tergila-gila pada Naka."

"Bodoh?" Wulan mengerutkan bibirnya. "Kenapa kau mengatakan perempuan yang menolak Naka bodoh? Bisa saja dia memiliki alasan lain, kenapa dia menolaknya."

"Alasan apa? Percintaan masa SMA sesuatu yang sangat indah dan menyenangkan. Tidak butuh alasan untuk sesuatu yang tidak sulit."

"Bisa saja dia tidak menyukai Naka."

Yani tertawa. "Hei! Siapa yang tidak menyukai Naka? Aku menyukainya dan kalau aku bisa, aku akan mengatakan perasaanku padanya."

"Kau menyukai Naka?"

"Kenapa kau kaget? Kau tidak menyadarinya?" Lagi-lagi Yani tertawa. "Sepertinya, aku pandai menyembunyikannya atau memang kau yang tidak pernah peka."

"Lalu, kenapa kau tidak mengatakannya pada Naka?" Wulan penasaran.

Yani menarik napas panjang. "Sainganku Yela." Sahutnya singkat.

Tampaknya, mereka semua menjadikan Yela sebagai patokan kecantikan untuk mendekati Naka. Wulan semakin insecure dengan dirinya sendiri. Apakah aku memang bodoh? Atau memang tak layak untuk Naka?

Yani tiba-tiba menarik tubuh Wulan, dia mencengkram baju Wulan sambil menggerak-gerakannya.

"Kau lihat itu. Lihatlah betapa serasinya Naka dan Yela." Katanya sambil menyuruh Wulan untuk melihat kearah lapangan volly, dimana Naka sedang berdiri berdampingan dengan Yela, sementara beberapa siswa sedang membariskan peralatan drumband di lapangan Volly.

Benar yang di katakan Yani, Naka dan Yela begitu serasi.

Aku tidak ingin menyesal. Aku akan menjadikan diriku layak untuk Naka.

Cemburu dan kekesalan memuncak melihat Naka dekat dengan Yela. Penyesalanpun semakin bertambah dan dia juga takut jika penolakan yang dia lakukan akan membuat Naka menjauh darinya, walaupun dia sudah meminta agar Naka tetap bersikap seperti biasanya.

"Semua akan patah hati jika Naka pacaran dengan Yela. Iya kan?" Yani menoleh menatap Wulan yang sedang melihat serius kearah Naka dan Yela. "Kau juga cemburu kan?" Yani menyenggol Wulan.

"Hah? Apa? Cemburu? Kata siapa?" Wulan gelagapan. "Sinting kamu."

Yani tertawa melihat reaksi Wulan. "Kau kan sangat dekat dengan Naka, pasti ada perasaan cemburu ketika Naka pacaran."

"Sepertinya tidak."

Lihat selengkapnya