Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #26

Was-was

"Kamu pasti sangat senang karena sudah mendapatkan Wulan!" Khian berkata dengan wajah senyum menggoda. "Sebenarnya, tadi kalian darimana? latihan drumband sampai malam?" tanya Khian.

Dia mencondongkan tubuhnya untuk menyelidiki wajah Naka, yang sedang menunduk memperhatikan pesan yang baru dia terima dari Wulan. "Momang?" goda Khian lagi saat melihat nama yang tertera di layar ponsel Naka. Dia memang sudah mengganti nama kontak Wulan di hapenya. Khian ingin melihat dengan jelas, pesan yang di kirimkan oleh Wulan, namun dengan cepat Naka menjauhkan ponselnya.

"Kau penasaran karena kau ingin menceritakan semuanya pada Bia?" tanya Naka. Dia ingat semua berita yang sampai ke Bia dan Ayu adalah karena Khian yang menyebarkannya. "Kau harus berhati-hati. Bagaimana kalau Dion mengetahuinya?" tanya Naka.

"Bukankah kamu harusnya sudah siap dengan apapun yang terjadi? kau memilih cinta itu artinya kau akan korbankan persahabatanmu kan?"

"Tidak seperti itu. Aku akan mengatakannya secara perlahan-lahan. Aku harap dia akan mengerti."

"Mengerti dan memahami, tampaknya sangat sulit. Karena dia sudah menyukai Wulan sejaklama."

"Makanya, kau tidak boleh berbicara sembarangan!" katanya.

"Aku tidak akan mengatakan apapun. Hanya saja, aku akan memberitahu dia jika kamu sudah berkencan dengan seseorang."

"Bukankah itu sama saja?"

"Tentu saja tidak! rasanya sangat seru melihat kamu dan Wulan Backstreet."

Naka menyunggingkan senyuman berseri-serinya, dia mendapatkan pesan yang membuatnya berdebar-debar.

"Jatuh cinta memang indah yah. Aku harap akan seperti ini terus." Kata Khian. Setelah itu dia mengajak Naka untuk pergi menonton pertandingan Badminton yang lokasinya berada di belakang rumah Wulan. Mendengar ajakan Khian, tentu saja dia langsung setuju dengan harapan dia bisa bertemu dengan Wulan lagi.

Mereka berdua mampir ke rumah Dion, ingin mengajaknya juga, tetapi Dion sudah pergi lebih dulu ke lapangan Badminton.

"Wah .. " Gumam Khian seperti menyadari sesuatu. "Kenapa menatapku seperti itu? aku sudah memberitahumu jika Dion sudah menyukai Wulan sejak lama, walaupun sebelumnya dia sudah di tolak oleh Wulan, dia akan tetap menunjukan pesonanya sampai Wulan berpaling padanya." Kata Khian dengan suara menggoda.

Mereka tiba di lapangan Badminton, disana begitu ramai, ada banyak tetua juga yang duduk di pinggir lapangan, menyaksikan permainan badminton malam itu. Sarung yang di lilitkan di pinggang mereka, kupluk, kopi hitam dan rokok menjadi peneman mereka. Selain itu, anak-anak juga sibuk dengan permainan mereka di pinggir lapangan, mereka bermain badminton menggunakan sandal jepit dan ada juga yang menggunakan papan.

Di sudut yang lain, ada Wulan, Ayu dan Dion. Mereka tidak menyaksikan permainan badminton, mereka sibuk dengan obrolan mereka saat itu.

"Itu artinya, saat Wulan mengirim pesan padamu, dia sedang bersama Dion? Tetapi sepertinya tidak mungkin.' Kata Khian lagi.

Lihat selengkapnya