Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #27

Pengalihan

"Naka? Pagi sekali kamu berangkatnya." Seru Ayu, dia belum berpakaian rapi dan baru pulang membeli gula dari warung. "Kamu jemput Wulan?" Tanya Ayu lagi.

"Iya, aku sama Wulan satu kelompok untuk tugas percakapan Bahasa Jerman, dan kita lupa untuk mengerjakan tugasnya, jadi sekarang harus berangkat lebih awal." Jelasnya.

Ayu dan Naka masih mengobrol saat Wulan keluar dengan langkah terburu-buru. Wulan kaget karena disana ada Wulan, dia langsung melirik Naka seakan menanyakan apa yang mereka bicarakan.

"Ini biang keroknya! Dia asik menonton pertandingan Badminton dan lupa dengan tugas Bahasa Jermannya." Naka langsung bersuara menyalahkan Wulan.

"Loh, hanya aku yang salah? Semalam kamu juga ikut bermain."

Ayu mendesis pelan. "Bukannya berangkat, malah saling menyalahkan."

"Ayo." Panggil Naka.

Dengab wajah kesal Wulan naik ke motor Naka dan pamit pada Ayu. Dalam perjalanan Wulan menggerutu kesal, saat Naka menanyakan apa yang dia bicarakan Wulan hanya diam.

"Kamu kenapa?" Tanya Naka. "Marah gara-gara tadi aku bilang kamu biang kerok?"

"Kenapa harus aku? Padahalkan bisa mencari alasan lain." Kata Wulan kesal.

Pagi itu mereka sengaja berangkat lebih awal, biar bisa berangkat berdua. Kalau tidak bisa saja Wulan berangkat bersama Ayu dan Dion. Sebelum ke Sekolah Naka mengajak Wulan untuk mampir ke toko kue, dia ingin membeli roti karena belum sarapan.

"Kamu mau roti apa?" Tanya Naka sambil melihat-lihat roti yang di pajang di etalase."Masih marah? Itu hanya alasan saja biar Ayu tidak curiga." Kata Naka sambil meraih tangan Wulan dan memegangnya lembut.

"Wulan? Naka?" Salah satu teman sekelas mereka ada disana. "Kalian berdua?"

Wulan langsung menghempaskan tangan Naka. "Kamu pikir aku bisa di sogok pakai roti? Aku akan tetap bilang sama mereka kalau kamu sudah jadian dengannya." Seru Wulan sambil memainkan matanya.

Sungguh, ini seperti tugas percakapan Bahasa Indonesia yang di lakukan tanpa sebuah tema. Teman sekelas mereka yang mendengar hal itu langsung menoleh menatap Naka.

"Jadi benar yah kalau kamu sudah punya pacar?" Tanyanya.

Wulan kembali memainkan matanya.

Wah, dia ingin menyelamatkan dirinya dan menumbalkan Naka.

"Jangan mau di sogok Wulan. Kasihtau saja siapa pacarnya. Siapa? Anak sekolahan kita juga?"

Naka tersenyum kecil. "Kena kau." Batinnya.

Lihat selengkapnya