Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #28

Cemburu

Mereka semua begitu senang mendapatkan traktiran dari Naka. Dengan penuh antusias mereka menyebutkan pesanan mereka.

"Titip hape." Kata Naka pada Wulan.

Dengan cepat Wulan menerimanya, membuat Khian yang duduk di samping Naka bergumam pelan di dekat telinga Naka.

"Padahal bisa taroh di tas mu sendiri. Kenapa? Tidak bisa melihat Wulan bersama Dion?" Ledeknya. Memang saat itu Wulan duduk di samping Dion. "Mau tukar tempat? Aku bisa melakukannya." Katanya lagi.

Naka menendang kaki Khian, jangan sampai ucapannya membuat teman-teman yang lainnya mendengar.

Setelah memesan Bakso, beberapa menit kemudian bakso pesanan mereka datang, semuanya memesan porsi double, mumpung lagi di traktir.

Wulan kesusahan untuk menuangkan saos dari botolnya, sudah di tepuk-tepuk juga tidak keluar sama sekali.

"Sini." Dion langsung mengambil botol saosnya dan menuangkannya di mangkok Wulan.

"Cukup." Kata Wulan. Dan tanpa di suruh Dion juga langsung menuangkan kecapnya.

Khian tersenyum kecil sambil menendang kaki Naka.

"Tuangkan punya ku juga." Kata Naka dengan wajah cemberut. Di susul Khian dan Bia yang tak mau kalah.

"Jangan pilih kasih, lakukan hal yang sama untuk kami juga." Seru Ayu.

"Walaupun kasihmu hanya untuknya, tapi limpahkan juga kasih itu untuk kami biar adil." Tambah Bia. Dan langsung di sambar oleh Khian.

"Memangnya kalian tidak bisa sendiri?" Tanya Dion. Dia menggeser botol saos dan kecapnya kearah Naka.

Naka mendesis, dia mendorong mangkok baksonya kearah Wulan lalu menarik mangkok bakso Wulan yang sudah di racik.

"Naka! Itu punyaku." Teriak Wulan kesal.

"Minta aja ke Dion buat tuangin saos dan kecapnya." Sahutnya santai dan langsung menyantap Bakso milik Wulan.

Khian terkekeh, "Boleh ku cicip?" Tanya Khian dengan wajah cengengesan. "Boleh dong." Walaupun belum mendapatkan ijin dia langsung menyendoki kuah dengan sendoknya, setelah itu dia memberikan dua jempol pada Wulan karena racikan bakso Wulan begitu enak.

"Hari ini ada latihan lagi?" Tanya Dion pada Wulan. "Mau aku antar?"

"Tidak, nanti aku sama Naka saja. Kebetulan dia juga ada latihan hari ini," jawab Wulan lalu menatap Naka. "Pokoknya dia harus antar jemput aku setiap hari."

"Waduh! Kenapa bisa begitu? Apakah ada sesuatu?"tanya Bia. "Enak dong, lumayan bisa menghemat ongkos."

"Sepertinya Wulan memegang rahasia Naka."

Lihat selengkapnya