Ketika bel pulang Sekolah berbunyi, Wulan mengajak Naka untuk pulang bareng, tetapi Naka menyuruhnya untuk pulang sendiri karena masih ada hal yang harus dia selesaikan di Sekolah.
"Nanti aku jemput saat latihan Drumband." Kata Naka.
Wulan menganggukan kepalanya, lalu keluar kelas bersama Yani.
Naka merapikan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas. Semalam, tanpa sepengetahuan Wulan, Naka mengirim pesan pada Ayu untuk bertemu dengannya sepulang Sekolah. Naka memutuskan untuk menemui Ayu setelah dia mendengar informasi dari Khian, tentang Ayu yang menaruh perasaan pada Naka. Naka mendecak pelan, karena kehidupan percintaan di masa Sekolah mereka yang begitu rumit.
Saat Sekolah sudah mulai sepi, Naka keluar dari kelasnya, melangkah dengan cepat menuju tempat parkiran motornya.
"Kamu tunggu di tempat fotocopy saja. Aku keluar sebentar lagi." Katanya di telepon saat berbicara dengan Ayu. Sebelum menyalakan motornya, dia berpikir sebentar, karena ada sedikit keraguan di dalam hatinya. Dia menghela napas panjang, sebelum akhirnya dia menelpon Wulan.
"Iya, kenapa Naka?" tanya Wulan, di sampingnya terdengar suara-suara beberapa siswa. "Aku masih menunggu bemo." Kata Wulan.
"Aku mau bicara sesuatu, tetapi sepertinya tidak memungkinkan untuk bicara sekarang."
"Tidak apa-apa, katakan saja. Lagipula aku tidak mau menunggu dengan rasa penasaran."
"Okay, aku akan bilang dan kamu dengarkan saja apa yang akan aku katakan. Sisanya akan aku jelaskan nanti sore."
"Iya."
"Aku mau bertemu Ayu. Karena ada beberapa hal yang mau aku bicarakan dengannya."
"Hal apa?"
Naka menghela napas panjang. "Ini yang belum bisa aku katakan sekarang. Aku akan memberitahumu semuanya dengan jelas setelah aku selesai bertemu dengannya."
Wulan penasaran dan mulai menebak-nebak. "Baiklah." Katanya. Dia langsung menebak melihat Ayu yang hanya mau bertemu dan berbicara dengan Naka, apalagi jika bukan mengenai perasaan? ada rasa takut di dalam hatinya, tentang semua keputusan yang akan di ambil setelah Naka bertemu dengan Ayu. Namun, dia sendiri berusaha untuk tenang, karena Naka juga sudah mau berbicara jujur dengannya, itu lebih baik daripada dia pergi menemui Ayu tanpa mengatakan apapun pada Wulan.
"Wulan?" Panggil Naka, karena Wulan tak bersuara lagi setelahnya.