Nama Pena

Sitha Trivina
Chapter #14

Keputusan

"Udah selesai novelnya?"

"Hah?"

Aku mendongak dari layar ponsel. Mas Hari duduk di sebelahku, setelah selesai melayani pembeli yang lumayan cerewet. Bahkan walau aku tak menaruh perhatian, omelan pembeli tadi sesekali mengusik pendengaranku. Mas Hari mengalihkan pandangan ke arah gitar listrik yang tertutup debu tipis di pojok ruang tamu. Ada rasa rindu dalam tatapannya. Sudah begitu lama ia tidak bermain gitar, karena keadaannya tidak memungkinkan. Adrian selalu merecoki Mas Hari setiap kali Mas Hari mulai bermain.

"Novelnya, udah sampai mana? Jadi nulis soal Prima?"

"Jadi...cuma gak aku terusin."

"Kenapa?"

"Gak tahu. Gak tertarik lagi...."

Ponselku berdenting, ada surel masuk. Aku membuka dan membacanya sejenak.

"Besok dapat antrian nomor tiga." kataku kemudian, setelah memastikan beberapa kali bahwa aku tidak salah informasi.

"Masih sama Dokter Hana?"

"Iya."

Lihat selengkapnya