Namaku CINTA

Mutiara indah kamuning
Chapter #15

Bab 15 - Perceraian Secara Resmi

Hari itu, Cinta Putri Amelia merasakan hari yang dingin dan mendung saat ia berdiri di luar gedung pengadilan. Kakinya terasa berat, seolah setiap langkah menuju pintu masuk adalah beban yang harus dia angkat. Dia masih tidak bisa mempercayai bahwa hidupnya yang dulunya penuh cinta dan kebahagiaan kini terjebak dalam proses perceraian yang menyakitkan.

Cinta menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi hari yang sulit ini. Pikirannya melayang ke masa-masa ketika dia dan Bowo, suaminya, masih berbagi tawa dan harapan. Bagaimana semua itu bisa hancur dalam sekejap? Dia mengingat saat-saat bahagia mereka, saat mereka merencanakan masa depan bersama, saat dia merasa yakin bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya. Namun kenyataan pahit kini memaksanya untuk menghadapi semua ini dengan berani.

Dia melangkah masuk ke dalam gedung pengadilan yang besar dan terkesan angker. Suasana di dalamnya berbeda dengan yang ada dalam bayangannya. Cinta tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat dia akan berada di sini, di ruang sidang, untuk menyelesaikan sebuah hubungan yang pernah dianggapnya sebagai ikatan suci. Cinta mencari ruang tunggu tempat pengacara Rina menjanjikan untuk bertemu. Di sana, ia melihat beberapa orang lain dengan ekspresi cemas di wajah mereka. Setiap orang seolah memiliki kisahnya masing-masing, sama seperti dirinya.

Setelah beberapa menit menunggu, Rina muncul dengan senyuman yang hangat meskipun ada ketegangan di wajahnya. “Cinta, mari kita bersiap. Sidang akan dimulai dalam beberapa menit,” katanya.

Cinta mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. “Terima kasih telah menemani saya, Rina. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi,” ucapnya dengan suara bergetar.

“Tenang saja. Kita sudah mempersiapkan segalanya. Yang terpenting adalah Anda menjaga ketenangan pikiran. Mari kita hadapi ini bersama,” jawab Rina sambil membimbing Cinta ke ruang sidang.

Ketika mereka memasuki ruang sidang, Cinta merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia melihat Bowo duduk di sisi seberang, wajahnya dingin dan datar. Di sampingnya, ada seorang pengacara yang terlihat profesional. Melihat Bowo di sana, teringat semua kenangan indah antara mereka, rasa sakit itu kembali menyentak hatinya. Cinta berusaha mengabaikan perasaan itu dan fokus pada apa yang harus dilakukan.

Sidang dimulai, dan semua orang diminta untuk berdiri saat hakim masuk. Cinta merasakan suasana formal yang menegangkan, tetapi Rina memberi dorongan kepada Cinta dengan menepuk lembut punggungnya. Hakim mulai memanggil nama-nama yang terlibat dan menjelaskan proses yang akan berlangsung. Cinta hanya bisa mendengarkan dengan seksama.

“Kasus hari ini adalah mengenai permohonan perceraian antara Cinta Putri Amelia dan Ari Wibowo Wicaksono,” kata hakim dengan suara yang tegas. “Apakah kedua belah pihak hadir?”

“Ya, Yang Mulia,” jawab Rina mewakili Cinta, sementara pengacara Bowo mengangguk.

Lihat selengkapnya