Cinta Putri Amelia duduk di meja kerjanya yang sederhana di sebuah kantor kecil di pusat Yogyakarta. Hatinya dipenuhi dengan rasa bersemangat dan harapan baru. Setelah melalui perjalanan panjang yang penuh liku-liku, akhirnya dia menemukan kembali jati dirinya. Dia bertekad untuk memulai karier baru, sebuah langkah yang selama ini terpendam karena rasa sakit dari kehilangan dan trauma yang telah mengikutinya.
Bersama Risma, sahabat terbaiknya, Cinta memutuskan untuk mengejar impian yang sempat tertunda. Mereka berdua telah menjalin rencana sejak pertemuan mereka di kafe beberapa minggu yang lalu. Risma, yang kini bekerja di sebuah SD menjadi guru kelas, mengajukan Cinta untuk bergabung sebagai guru kelas juga.
"Ini kesempatan yang bagus, Cinta! Kamu pasti bisa melakukan ini," kata Risma dengan penuh semangat. “Kita bisa bekerja sama dan saling mendukung.”
Cinta merasa bersemangat dan sekaligus cemas. Selama ini, ia merasa tidak percaya diri dan ragu akan kemampuannya. Namun, Risma selalu ada untuk mendorongnya, membantunya mengingat kembali bakat dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Setelah berhari-hari berpikir dan merenungkan keputusan itu, Cinta akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran itu.
Hari pertama di kantor baru dipenuhi dengan kegembiraan sekaligus ketegangan. Cinta mengenakan pakaian kerja barunya, pakaian krem yang memberikan kesan profesional, dan mengikat rambutnya rapi ke belakang. Di depan cermin, ia memberikan senyuman pada dirinya sendiri, meneguhkan tekadnya.
“Ini adalah langkah awal menuju hidup yang lebih baik,” ucapnya pada diri sendiri. “Aku pasti bisa.”
Sesampainya di kantor, Cinta disambut dengan hangat oleh rekan-rekan kerjanya. Risma sudah berada di sana, menunggu dengan senyum lebar. “Selamat datang, Cinta! Mari kita mulai hari ini dengan penuh semangat!”
Cinta mengangguk, merasakan kegembiraan yang mengalir dalam dirinya. Hari pertama berjalan dengan baik. Ia diberi tugas sederhana untuk mengajar kelas 5. Cinta mulai belajar kembali tentang cara mengajar yang menarik dan membuat siswa-siswa semangat dalam pembelajaran. Setiap kali ada yang membantunya, dia merasa terinspirasi dan bersemangat. Sudah lama Cinta vakum dari proses mengajar.
Cinta menemukan gairah baru dalam hidupnya. Setiap tugas yang diberikan terasa menantang dan mendebarkan. Ia mulai terbiasa dengan ritme kerja, menjelajahi dunia yang penuh kreativitas. Cinta tidak hanya bekerja, tetapi juga mulai menjalin hubungan baru dengan rekan-rekannya. Mereka saling berbagi cerita dan pengalaman, membuat Cinta merasa diterima dan dihargai.