Namaku CINTA

Mutiara indah kamuning
Chapter #38

Bab 38 - Menemukan Makna dalam Kehilangan

Cinta duduk di dalam ruang terapis, merasa sedikit gugup seperti biasanya. Meskipun dia sudah sering menjalani sesi terapi, perasaan ini selalu muncul ketika memasuki ruangan yang sama. Ruang itu dipenuhi dengan suasana tenang, tetapi di balik kedamaian itu, ada ketegangan yang tak terelakkan—momen-momen ketika dia harus menggali lapisan terdalam dari perasaannya yang paling menyakitkan.

Hari ini, terapisnya, dokter Maya, menatapnya dengan senyuman lembut. “Cinta, apa yang ingin kamu bicarakan hari ini?”

Cinta menghela napas dalam-dalam, berusaha menata pikirannya. “Saya... saya merasa seperti saya masih terjebak dalam proses kehilangan anak saya,” ucapnya pelan. “Kadang, saya tidak tahu bagaimana cara untuk benar-benar menerima kenyataan itu.”

Dokter Maya mengangguk dengan penuh pengertian. “Kehilangan adalah proses yang sulit, dan setiap orang mengalaminya dengan cara yang berbeda. Tetapi, apa yang akan terjadi jika kita melihat kehilangan itu dari sudut pandang yang berbeda? Apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman itu?”

Pertanyaan itu menggugah Cinta. Dia mulai berpikir tentang semua rasa sakit yang telah dia lalui—rasa sakit ketika kehilangan anaknya, rasa sakit ketika Bowo pergi, dan semua kesedihan yang mengikutinya. Namun, ada satu hal yang tidak bisa ia abaikan: dia masih di sini, hidup dan berjuang untuk menjadi lebih baik.

“Sejujurnya, saya merasa bingung,” katanya. “Kehilangan anak saya adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah saya alami. Terkadang saya merasa tidak adil untuk terus hidup seolah-olah segalanya baik-baik saja.”

Dokter Maya tersenyum. “Kehilangan tidak selalu harus diratapi selamanya, Cinta. Itu adalah bagian dari kehidupan kita. Namun, itu juga memberi kita kesempatan untuk belajar, untuk tumbuh. Apa yang bisa kamu ambil dari pengalaman itu?”

Cinta terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan tersebut. Dia memikirkan saat-saat ketika dia berdoa, berharap untuk keajaiban, berharap untuk bisa menggenggam bayinya kembali. Namun, seiring berjalannya waktu, dia menyadari bahwa harapan itu tidak akan mengubah kenyataan. Dia tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi, tetapi dia bisa mengubah cara dia meresponsnya.

“Aku mulai melihatnya sebagai pelajaran,” ucapnya perlahan. “Kehilangan itu mengajarkan saya tentang betapa berharganya hidup, betapa berartinya setiap momen. Saya belajar untuk menghargai hal-hal kecil, untuk tidak mengambil hidup ini begitu saja.”

Dokter Maya mengangguk dengan antusias. “Itu adalah langkah yang sangat penting, Cinta. Ketika kita menghadapi kehilangan, kita sering kali berfokus pada apa yang hilang, bukan pada apa yang bisa kita pelajari darinya. Bagaimana jika kita merayakan kenangan yang indah itu alih-alih meratapi kehilangannya?”

Cinta mulai merasakan ada perubahan dalam dirinya. Selama ini, ia hanya memikirkan kesedihan, tanpa menyadari bahwa kenangan indah tentang anaknya juga layak untuk dihargai. Kenangan itu adalah bagian dari perjalanan hidupnya, dan meskipun menyakitkan, itu juga memberi makna.

Lihat selengkapnya