Namaku CINTA

Mutiara indah kamuning
Chapter #44

Bab 44 - Percakapan Terakhir

Hari-hari setelah pertemuan tak terduga dengan Bowo terasa berbeda bagi Cinta. Dia merasa seolah langit yang kelabu perlahan-lahan mulai membiru. Rasa damai yang muncul setelah berbicara dengan Bowo membantunya untuk melanjutkan hidup tanpa beban emosional yang menghantui. Cinta merasa lebih ringan, seolah dia telah melepaskan rantai yang mengikatnya selama ini.

Beberapa minggu kemudian, mereka sepakat untuk bertemu lagi. Kali ini, percakapan mereka akan lebih mendalam. Cinta ingin mengakhiri semua keraguan dan pertanyaan yang selama ini berputar di benaknya. Dia tahu bahwa untuk benar-benar maju, dia perlu mendiskusikan masa lalu dengan Bowo dan menyingkirkan bayang-bayang yang tersisa.

Malam itu, mereka memilih sebuah kafe tenang di pinggiran kota, jauh dari keramaian yang bisa mengganggu pembicaraan mereka. Saat Cinta tiba, Bowo sudah menunggu di sebuah meja di pojok. Dia terlihat tenang, tetapi ada sedikit ketegangan di wajahnya. Cinta merasa jantungnya berdebar ketika melihatnya.

“Terima kasih sudah datang,” kata Bowo, tersenyum.

“Tidak masalah. Aku juga ingin berbicara denganmu,” jawab Cinta, merasa sedikit gugup tetapi berusaha untuk tetap tenang.

Mereka memesan minuman dan mulai berbincang ringan tentang hal-hal biasa. Namun, dalam hati mereka, masing-masing sudah tahu bahwa perbincangan ini lebih dari sekadar obrolan santai. Ada banyak hal yang ingin disampaikan, banyak pertanyaan yang perlu dijawab.

Setelah beberapa saat, Cinta mengambil napas dalam-dalam dan berkata, “Bowo, aku rasa kita perlu membicarakan tentang masa lalu kita.”

Bowo mengangguk, wajahnya menjadi serius. “Ya, aku setuju. Aku sudah lama ingin berbicara tentang ini.”

Mereka terdiam sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. “Aku ingin tahu mengapa semuanya bisa berakhir seperti ini,” Cinta melanjutkan. “Aku tahu kita sudah berbicara sedikit tentang ini sebelumnya, tetapi aku ingin mendengar dari sudut pandangmu.”

Bowo terlihat berpikir sejenak, lalu berkata, “Saat itu, aku merasa bingung. Banyak hal yang terjadi dalam hidupku, dan aku tidak bisa mengatasinya dengan baik. Aku merasa seolah harus membuat keputusan, tetapi aku tidak tahu apa yang benar.”

Cinta mendengarkan dengan seksama. Rasa penasarannya terhadap pemikiran Bowo membawanya kembali ke masa-masa sulit itu. “Tapi mengapa kamu memilih untuk pergi tanpa menjelaskan? Itu menyakitkan,” kata Cinta, suaranya bergetar sedikit.

Lihat selengkapnya