Namaku CINTA

Mutiara indah kamuning
Chapter #45

Bab 45 - Menemukan Kebahagiaan

Cinta duduk di teras rumah orangtuanya, memandangi taman yang penuh dengan warna-warni bunga yang bermekaran. Angin sore berembus lembut, membelai rambutnya dan membawa aroma segar dari kebun. Ia menarik napas dalam-dalam, merasakan setiap detak jantungnya yang tenang. Ini adalah momen yang ia nanti-nantikan setelah melalui perjalanan panjang penuh luka dan kesedihan. Kini, ia merasa lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya.

Setelah bertemu Bowo, banyak hal yang berubah dalam hidupnya. Cinta menemukan bahwa berbicara dan mengekspresikan perasaannya adalah langkah penting dalam proses penyembuhan. Dia tidak lagi merasa terjebak dalam kenangan pahit masa lalu. Sebaliknya, dia mulai menghargai setiap pengalaman, baik yang menyakitkan maupun yang membahagiakan.

Hari-hari yang lalu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Cinta menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabatnya, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, dan yang paling penting, ia kembali terlibat dalam dunia karier yang sempat ditinggalkannya. Usahanya bersama Risma semakin berkembang, dan Cinta mulai merasa percaya diri untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Dia menyadari bahwa keberhasilan bukan hanya tentang pencapaian materi, tetapi juga tentang bagaimana ia merasa tentang dirinya sendiri.

Satu malam, ketika sedang menyusun rencana kerja untuk proyek baru, Cinta merasa ada yang kurang. Meskipun dia sangat menikmati kariernya, ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Saat itu, dia mengingat pertemuannya dengan Andi. Hubungan mereka, meskipun berjalan lambat, memberikan warna baru dalam hidupnya. Andi adalah seseorang yang tulus dan mendukung keputusan Cinta untuk fokus pada dirinya sendiri. Namun, Cinta tidak ingin membebani hubungan itu dengan ekspektasi yang berlebihan.

Dia mengambil buku harian yang selalu ia gunakan untuk mencurahkan pikiran dan perasaannya. Cinta menulis tentang bagaimana ia ingin menikmati kebahagiaan yang telah ditemukannya, tanpa mengandalkan orang lain. Ia memahami bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam dirinya sendiri, bukan dari hubungan romantis. Dengan mengingat hal ini, hatinya terasa lebih ringan.

Cinta menuliskan, Namaku Cinta. Sebuah nama yang ingin selalu dicintai, tapi hidup menorehkan cerita yang berbeda. Dalam perjalanan ini, aku kehilangan mereka yang kucintai, ditinggalkan oleh sosok yang pernah hadir dan memberikan segalanya. Kisahku adalah kepingan harapan yang terjalin dengan rasa sakit, perjuangan melawan sepi, dan pencarian arti cinta yang tak lagi sama. Akan kutemukan kembali cinta itu, meski bukan dalam wujud yang pernah kumiliki.

Aku berjanji untuk mencintai diriku sendiri, untuk menerima semua kekurangan dan kelebihanku. Kebahagiaanku bukanlah tanggung jawab orang lain. Aku akan mencari kebahagiaan dalam hal-hal kecil yang bisa membuatku tersenyum, dalam perjalanan hidup yang penuh warna.

Setelah menulis, Cinta merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia menutup buku hariannya, merasa lebih siap untuk menghadapi masa depan. Dengan penuh kepercayaan diri, ia melangkah keluar dari rumah dan berjalan-jalan di sekitar lingkungan.

Saat berjalan, Cinta melihat anak-anak bermain di taman, tertawa dan berlarian. Melihat kebahagiaan mereka mengingatkannya pada masa kecilnya sendiri. Dia merasa tersenyum, merasakan kebahagiaan yang sederhana itu. Menghabiskan waktu dengan anak-anak membuatnya merasa lebih muda dan bebas. Dia ikut bermain sebentar, merasakan semangat yang tak tertandingi.

Lihat selengkapnya