Kucing cantik itu berwarna putih bersih. Walaupun dia tinggal di jalan, dia tidak terlihat seperti kucing liar pada umumnya. Biasanya kucing liar memiliki tubuh yang kurus, tapi kucing ini memiliki badan yang besar dan bulat. Bentuk kepalanya juga tidak tirus seperti bentuk kepalaku. Bukannya aku menghina kepala kucing cantik ini, tapi memang kebanyakan kucing ras memiliki bentuk kepala yang bulat dan besar. Bulunya mengkilat jika terkena cahaya matahari, bulu buntutnya yang panjang dan halus tampak seperti mengikuti gerakannya yang sedang berlari kecil di hadapanku.
"Pasti dia bukan kucing biasa," pikirku setelah mengikutinya beberapa langkah.
"Hmm, hei, permisi," panggilku.
Kucing putih ini berhenti berjalan dan menengok ke arahku. Ah, matanya sangat indah. Warnanya seperti langit yang ada di atas kepalaku sekarang. Tapi yang berbeda adalah matanya sangat menyejukkan, tidak panas menyengat seperti sekarang.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Apa masih jauh? Aku, sudah sangat haus."
"Sedikit lagi sampai," ucapnya lalu melanjutkan perjalanan.
Tunggu dulu, sepertinya aku tahu jalan ini.
"Sudah sampai," ucapnya.
Kami berhenti di sebuah toko kecil yang menjual makanan hewan. Mataku terbelalak ketika melihat bungkusan-bungkusan plastik yang dipajang di sebuah etalase tinggi yang terbuat dari besi. Dari atas etalase itu sampai ke bawah semuanya menjual makanan kering dengan gambar kucing-kucing lucu. Tanpa aku sadari perutku berbunyi sambil melihat bungkusan-bungkusan itu. Aku lapar dan sepertinya makanan yang memiliki bungkus putih itu terlihat enak.
"Hei! Sini!"