Nan

Yaz
Chapter #2

1

Wanita paruh baya berjalan cepat menuju kamar putrinya kemudian membukanya. "NAN! Apa yang kau tidak ke sekolah? Demi Tuhan, ini sudah siang!" katanya sambil menarik paksa selimut yang menutupi badan putrinya dan hanya menyisakan wajahnya.

Putrinya mulai membuka matanya, namun nyawanya seperti belum kembali ke raganya. Wanita itu kembali menggoyangkan tubuh putrinya itu.

"Bu! Aku masih mengantuk."

"Kau tak tahu sekarang pukul berapa? Sekarang pukul setengah enam Nan, kau harus tiba di sekolah pukul enam sebelum upacara pembukaan orientasinya dimulai!" mendengar hal itu mata Nan terbuka lebar.

"Mengapa Ibu tak membangunkanku?" Nan langsung mandi karena tak ada waktu lagi untuk berdebat dengan ibunya itu.

Dengan gerakan cepat, Nan langsung memakai seragam serta atribut ospeknya. Nan langsung melesat ke parkiran tanpa sarapan terlebih dahulu karena waktu tempuh ke sekolahnya saja sekitar lima belas menit dari kediamannya.

"Cepat Pak! Aku sudah telat!" sopir keluarga Nan langsung tancap gas menuju sekolah Nan.

Hingga saat seratus meter lagi sampai di depan gerbang sekolah. Nan melihat pemandangan para siswa baru yang berlarian menuju pagar. Tetapi naas nya, ternyata gerbang sudah tertutup lima menit yang lalu dan menyisakan barisan siswa yang telat tengah mengatur barisan.

"Ah! Hari pertama sudah sial begini!" sungut Nan turun dari mobil, lalu ikut berbaris dengan yang lain.

Tetiba ada gadis di sampingnya yang mencolek Nan. "Eh?"

"Namaku Damira, namamu siapa?" rupanya gadis itu mengajak Nan berkenalan dengannya.

"Nan." balas Nan singkat seraya tersenyum pada Damira.

"Baru hari pertama, kita langsung mendapat hukuman sepertinya." Nan mengangguk mengiyakan pemikiran Damira.

"Yang telat diperbolehkan masuk sebelum mengangkat sampah berjumlah 50! Ingat ya, HARUS 50 SAMPAH!" ujar seniornya.

Damira, Nan dan anak-anak yang juga telat pada hari itu serentak langsung mulai mengumpulkan sampah di sekitar tempat mereka.

Hingga seseorang menyeletuk, "Kak, bagaimana kalau sampah yang kami kumpulkan kurang dari 50?"

"Kalian harus lari dua kali lipat dari jumlah sampah kalian yang kurang!"

Nan menepuk dahinya. Bagaimana mungkin ia bisa mengumpulkan 50 sampah jika jumlah siswa yang terlabat saja mencapai sekitar 25 orang?

"Dam, bagaimana jika sampah kita kurang dari 50?" Nan menyikut Damira.

Lihat selengkapnya