Usia kami sekarang sudah memasuki awal 20an, tandanya kami sudah dewasa dan mampu diberi tanggung jawab lebih dalam menjaga keamanan desa Randuireng. Sebab keamanan desa adalah yang utama, kami harus merapal mantra khusus untuk membuat garis perlindungan di sekitar area desa. Mantra ini bukan sembarang mantra, tapi merupakan mantra turun temurun dari para sepuh desa Randuireng. Untuk dapat merapal mantra ini kami berdua harus berpuasa dulu selama 30 hari, lalu kami harus berendam dalam drum air yang diberi ramuan khusus (agar lebih meresapi kalau kata para sepuh bilang).
Mantra Bali Menyang Bumi, adalah jenis mantra kuno warisan para leluhur desa Randuireng. Setiap orang yang merapalkannya harus diambil darahnya untuk diteteskan kedalam boneka kain dan kemudian dikubur (demikianlah dinamakan perjanjian darah dan bumi). Tidak boleh dipergunakan sembarangan, hanya keturunan murni saja yang bisa merapalkannya. Jika ada orang awam yang mencoba untuk merapalkannya, taruhannya adalah kehilangan nyawanya dan rohnya bisa musnah, tidak bisa kembali lagi.
Menurut pamanku, kami berdua ini keturunan spesial, dan sebenarnya para sepuh sudah mengetahui kalau kamilah yang akan dipercaya untuk merapal mantra Bali Menyang Bumi jika sudah tiba saatnya nanti. Hanya ada satu syarat yang harus kami jaga sampai mati, jangan pernah melupakan persaudaraan diantara kami berdua, apapun hal yang terjadi. Jika merlanggar syarat tersebut, nasib semua penduduk desa Randuireng adalah taruhannya.
Setelah mendengar penuturan dari sepuh desa, kami pun saling berpandangan dan berpikir serius (dalam hatiku, apa ada hal yang bisa membuat lepasnya tali persaudaraan kami berdua di suatu hari? kalau pun iya pasti hal tersebut sangat sangatlah besar dampaknya bagi kami berdua). Sudahlah tak usah terlalu dipikirkan, mari saatnya kami bekerja demi memperkuat garis perlindungan di sekitar area desa untuk kebaikan semua penduduk desa Randuireng.
Mantra Bali Menyang Bumi adalah mantra paling sulit yang pernah kami rapal, tidak ada yang pernah sesulit ini, bahkan dalam perapalannya hanya boleh diperkenankan satu kali saja dalam satu tarikan nafas secara bersama sama antara aku dan Dewani, jika kami salah merapalkannya kami bisa terkena cidera berat dan serius. Oleh sebab itu kenapa mantra ini sangat terlarang buat orang awam, selain bukan keturunan murni juga tidak adanya bekal kemampuan yang mumpuni, bisa berakibat fatal buat orang tersebut. Kami saja yang sudah terbiasa melakukan mantra mantra ilmu hitam saja cukup membuat kami kewalahan, aku dan Dewani bahkan sempet kehilangan berat badan kami hampir separuhnya (kami terlihat sangat kurus sekali setelah berhasil merapalkan mantra Bali Menyang Bumi ini). Kami berdua tidur selama tujuh malam penuh tanpa terbangun sedikit pun, mungkin seperti itulah kalau digambarkan betapa sangat menguras tenaga kami mantra ini. Ketika kami sedang tertidur, Paman Ranu selalu siap siaga berjaga melindungi kami keponakannya yang sedang dalam masa pemulihan dari akibat merapal mantra Bali Menyang Bumi.