Tidak sulit buat Magani untuk membuat kedua saudara kembar itu bertekuk lutut kepadanya, apalagi dengan ramuan pelet Mustika Jingga andalannya, bahkan seorang yang luar biasa sakti pun pasti tak mampu menolak jika sudah terkena ilmu peletnya. Tak ada yang dapat membantunya, kecuali Magani sendiri yang menolongnya. Makin hari Dewani dan Dewari makin seperti sosok yang berbeda, tidak hangat seperti dulu, sudah tidak ada lagi tertawaan riang antara kedua saudara itu dan percakapan layaknya saudara kandung. Keduanya lebih tepatnya dibilang seperti musuh bebuyutan sekarang.
Para sepuh tidak bisa berbuat banyak selain hanya bisa berdoa kepada penguasa gunung Arjuno, semoga desa Randuireng dijauhkan dari malapetaka yang akan datang. Dan sepertinya ramalan yang selama ini ditakuti mulai tampak jelas terlihat dan desa Randuireng dalam bahaya besar. Mereka harus menyelamatkan semua penduduk desa Randuireng segera sebelum terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Tanpa sepengetahuan Dewani dan Dewari, para sepuh mulai membentuk kelompok kelompok tersembunyi untuk misi penyelamatan penduduk desa Randuireng. Masing masing kelompok wajib mempunyai satu atau dua orang berilmu cukup tinggi di kelompoknya, agar bisa melindungi kelompoknya. Tempat persembunyian paling tepat adalah di dalam gua gua tempat persemedian di pegunungan Arjuno, maka mulailah mereka merencanakan barang barang apa yang harus di siapkan dan dibawa untuk bertahan hidup selama di gua itu.
Senyum Magani berubah menjadi jahat sekali begitu mengetahui kalau Dewani dan Dewari siap bertaruh nyawa demi dirinya, inilah saatnya dendam yang terbalaskan! Habislah sudah semua keturunanmu Lingga Damar Jati, tak ada yang akan tersisa satu pun, kecuali aku sendiri yang akan mewarisi peninggalan keluarga Jati. Akulah, Magani Putri Candrakanti, pewaris tunggal dan satu satunya yang berhak atas semuanya!
Menjelang pertarungan darah antara Dewani dan Dewari, seluruh penduduk desa Randuireng sudah pergi meninggalkan desa dan menuju gua di pegunungan Arjuno. Dan situasi desa sekarang nampak sepi bagaikan kuburan hitam, gelap, tak bertuan.