NANDANA

Shinbul
Chapter #21

AKU ATAU KAMU

Hari yang ditunggu tunggu telah tiba, Dewani sudah siap bertarung dengan sang adik, Dewari. Sudah tidak sabar buat dirinya memberi pelajaran kepada adiknya yang kurang ajar itu. Dibawanya pedang hitam leluhurnya dan menuju tempat yang telah dijanjikan. Begitu juga Dewari, dia sudah sangat siap untuk bertarung dengan sang kakak, dengan pedang hitam dari leluhur yang sama, dia pun segera menuju tempat bertarungnya.

Dengan penuh kemarahan mereka saling serang dan mengadu ilmu hitam mereka, dimata mereka berdua, tidak ada yang boleh mendapatkan Magani, dan jika ada pun orang itu harus melangkahi mayat mereka dahulu! Kekuatan beradu seimbang antara Dewani dan Dewari, keduanya sama sama kuat dan sepadan. Susah kali ini berharap ada yang bakal menang dengan mudah, dengan senjata yang sama, jimat yang sama, ilmu hitam yang sama. Prinsipnya adalah, aku yang mati atau kamu yang akan mati!

Dibalik semua kejadian itu, tampak sosok Magani yang paling berbahagia melihat semua ini. Selain dendamnya terbalaskan, dia menjadi pewaris tunggal dari keluarga Jati, dan batu Jenggot Naga Merah menjadi miliknya. Lengkap sudah yang dia dapatkan sekarang, dan dialah penguasa satu satunya di desa Randuireng nanti.

Kedua kembar itu tidak mengetahui bahwa sebenarnya Magani adalah saudara tiri mereka sendiri, beda ibu namun satu bapak. Wajar jika ikatan diantara mereka tampak kuat, akan tetapi Dewani dan Dewari sudah terlambat untuk mengetahuinya, karena sekarang di mata mereka berdua adalah bagaimana menuntaskan pertarungan ini dan segera melamar Magani untuk menjadi pendamping sang pemenang. Nasehat para sepuh sudah tidak mempan lagi untuk mereka berdua, jalan satu satunya adalah bertarung sampai titik darah penghabisan.

Semakin malam semakin memanas pertarungan kedua saudara kembar itu, semua ilmu hitam yang mereka punya sudah dikeluarkan, semua saling imbang dan bertahan. Hanya saja raut wajah keduanya sudah tampak kelelahan karena sudah hampir seharian mereka bertarung dan beradu ilmu hitam. Dan akhirnya mereka berdua hanya terdiam sejenak, berpikir apakah pertarungan ini akan dilanjutkan atau akan ditunda dulu sementara, mengingat tenaga mereka sudah terkuras semua dan mereka sudah tidak sanggup lagi untuk bertarung hari ini.

Magani yang sedaritadi duduk mengawasi, langsung memanggil mereka berdua, Dewani dan Dewari, ada apakah gerangan ini? mengapa kalian berdua berhenti bertarung? Magani mencoba untuk memanasi keduanya. Apakah kalian sudah tidak berminat lagi untuk segera melamarku? Rupanya kalian hanya omong kosong! Magani pergi begitu saja, sambil berharap keduanya terpedaya oleh omongannya barusan. Dan benar saja, langkah Magani langsung dicegah oleh Dewani, dan dia mengatakan, minta waktunya satu hari buat mereka berdua beristirahat, karena tenaga mereka sudah habis. Dewani berjanji akan segera menuntaskan semua ini dan langsung melamar Magani untuk dijadikan istrinya.

Lihat selengkapnya