NARA

Bahagia Mendunia
Chapter #1

Bab 1 PROLOG

Hai, namaku Nara. Di dunia ini yang ku punya hanya diriku sendiri. Kalian punya siapa?

Pasti kalian punya ayah dan ibu yang baik, keluarga yang baik, perhatian dan sangat sayang pada kalian, ya kan?

Aku, tidak ada.

Yang bisa Aku andalkan hanya diri sendiri. Orang lain? Apakah bisa dipercaya?

Aku berjalan gontai baru pulang kerja, ibu sudah menodongku dengan berbagai pertanyaan. Seputar uang tentunya.

"Nara gajimu mana?" ucapnya. Ia memasang wajah acuh tak acuh. Tak peduli aku sedang lelah karena bekerja, tak peduli aku lapar atau apapun. Yang ia inginkan hanyalah ... uang.

"Iya bu. Nanti dulu Nara pengen mandi," kilahku.

Oh ayolahh, aku juga ingin Me Time.  Aku juga ingin bersantai sebentar. Setidaknya sebagai seorang ibu ia paham akan hal itu. Tapi, Ibuku malah tak terima. Dan menyabet tas yang aku bawa.

"Mana? Kamu mau bohong ya?! Mana uangnya?!" ucap Ibuku sembari menggeledah tas. Setelah menemukan dompetku, Ibu mengambil semua uang dan melemparkan kembali tas beserta dompetku ke lantai. Sedangkan Ia pergi dengan senangnya membawa semua uangku.

Menurut kalian ini kejam? Hahaha... Tenang ini tak seberapa!

Ibuku bahkan tak berfikir besok Aku bisa berangkat ke sekolah atau tidak. Bisa jajan di sekolah atau tidak, atau bahkan tak berfikir Aku bisa bayar SPP sekolah atau tidak.

Aku menghela nafas panjang. Part time mana lagi yang harus Aku ambil agar bisa memenuhi bulanannya?

Uang spp sekolah menunggak tiga bulan, yang artinya aku harus mencari uang sebanyak satu juta lima ratus ribu rupiah (Rp1.500.000,-) sedangkan uang yang diambil ibunya, dua juta (Rp2.000.000,-)

Uang sebanyak itu sisanya seharusnya bisa ilIa gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Aku melangkah ke kamar. Melihat suasana disini sejujurnya membuat dirinya makin lelah. Sesak, dan merasa tak dihargai selalu melingkupi energi kehidupannya ini.

Tak ada yang bisa dibanggakan darinya. Anak Tunggal dari Single Mother bukanlah hal yang ia inginkan. Di dunia ini, siapa yang ingin menjadi anak di luar nikah?

Jikalau bisa memilih, aku ingin hidup di tengah-tengah keluarga cemara yang kaya raya. Punya banyak segalanya.

Hidupku kini penuh batu dan paku. Kakiku sudah terlalu lelah dengan semua ini. Kaki inilah yang jadi saksi betapa beratnya hidup ini. Jualan koran, part time di cafe. Belum lagi dia sebagai dropshipper juga harus menjajakan barang dagangannya.

Apakah setelah ini aku akan menjadi mesin pencetak uang untuk Ibu?

Aku menyudahi lamunan ini. Semakin dilamunkan hidupku makin berantakan. Ku tutup mataku. Aku harap ini adalah akhir dari segalanya.

Kalian paham kan maksudku?

Akhir dari segalanya.

Lihat selengkapnya