Narakha

Ajensha
Chapter #6

°■5□•

Kucari beberapa buku novel yang menarik di perpustakaan kampus. Habisnya buku-buku novel di rumahku sudah kubaca semua, jadi bosan juga kalau harus mengulang-ulang cerita yang sudah aku baca sebelumnya. Sepertinya aku harus membeli buku novel baru yang lebih menarik deh. Yasudah, nanti sepulang dari kampus aku langsung mampir ke toko buku.

Setelah menemukan beberapa buku novel yang sepertinya menarik, aku pun segera membaca satu persatu sinopsis novel yang kupilih. Semua menarik, aku pun berniat meminjam buku-buku ini kepada penjaga perpustakaan.

Aku berjalan keluar dari perpustakaan sambil membawa beberapa buku novel yang kupinjam tadi. Karena terlalu sibuk dengan buku-buku di tanganku, akhirnya aku tak sengaja menabrak seseorang hingga buku-buku di tanganku berjatuhan ke lantai.

"Maaf." Tuturku tanpa melihat seseorang yang kutabrak tadi. Aku sibuk merapihkan satu persatu buku yang berjatuhan ke lantai tadi.

"Biar aku bantu." Sahutnya. Suara itu. Sepertinya aku mengenalinya, sepertinya si pemarah. Aku terus saja merapihkan tanpa melihat orang yang barusan kutabrak, tanpa menghiraukan suaranya itu. Dia membantuku merapihkan buku-buku lain yang masih berserakan di lantai dan memberikannya kepadaku. Usai merapihkan buku, aku segera beranjak dari tempatku, lalu berdiri. Kulihat ia sekilas, ia benar ternyata si pemarah. Suaranya perlahan selalu kuingat.

Aku berjalan melewatinya. Aku mulai malas jika harus terlalu lama bersamanya, walau aku menyukai keberadaannya. Eh tunggu dulu, apa yang kupikirkan tadi, menyukainya. Ah tidak-tidak. Kenapa aku harus memikirkannya coba.

**************

Kupilih salah satu buku novel yang kubawa dari perpustakaan untuk dibaca. Pilihanku jatuh kepada novel yang berjudul "PROMISE", kelihatannya novel ini sangat menarik. Aku segera membaca satu persatu halaman di dalamnya. Wah benar, novel ini sangat menarik.

Saat aku sedang asyik-asyik membaca buku novel. Tiba-tiba seseorang menghampiriku, membuatku mengalihkan perhatianku kepadanya. Ternyata dia lagi. Si pemarah. Sepertinya, selama aku masih di kampus, ia akan terus menggangguku.

"Nar, soal saputangan biru itu, maaf ya. Aku cuma gak bisa lihat kamu sedih." Ucapnya kepadaku, lalu ia menyodorkan dua es krim berbeda rasa kepadaku, satu es krim rasa vanilla dan es krim lainnya rasa cokelat.

"Ini sebagai permintaan maaf dariku. Ayo ambil, pilih mau yang mana." Sambungnya, memintaku memilih salah satu rasa dari es krim yang ada di genggamannya. Sementara aku sendiri tak menghiraukannya, aku mengalihkan pandanganku ke arah buku novel yang sedang kubaca sebelumnya.

"Oke. Kamu gak suka es krim ya, yaudah aku buang aja es krimnya ke tempat sampah." Mendengar perkataannya itu, aku pun berubah pikiran dan memilih untuk menerima salah satu es cream darinya. Mubajir kan, kalau dibuang.

Lihat selengkapnya