Narakha

Ajensha
Chapter #12

°■11□•

Perasaan ini sangat aneh. Perasaan ini seperti polesan berwarna warni, membuat kehidupanku jauh lebih indah dan bermakna. Senyuman manis itu kian hadir berulang kali dalam pikiranku, menghangatkan hatiku yang membisu. Apalagi mata indah itu selalu memancarkan sinarnya dan memperlihatkan keindahannya kepadaku juga senantiasa menimbulkan perasaan nyaman di hati.

  Tentang getarannya yang mulai menguasai hati. Getaran yang sulit untuk kuarti kan maksudnya. Getaran yang selalu mengguncang dan memilukan hati. Getaran yang akan selalu berdetak saat bersamanya.

   Kuambil buku diary biru pemberian dari Rakha saat itu. Menulis sesuatu di kertas berwarna putih di buku diary ku. Tentang perasaanku yang kian tak menentu.

 **************

Dear Diary

Ya Allah. Sebenarnya perasaan apakah ini?? Nara tidak bisa mengartikan.

Perasaan ini tumbuh begitu saja semenjak ada Rakha dalam kehidupanku.

Katakanlah apa yang terjadi pada hatiku. Aku tak mampu mengartikan getar ini. Sebab aku meragu pada dirinya.

 Katakanlah?? apa dia juga merasakan apa yang aku rasakan?????

**************

  Hari ini, Rakha akan mengajariku bermain gitar. Ternyata dia juga pencinta seni sama seperti aku. Aku sedang menunggunya di kelasku. Namun berhubung dia belum datang. Jadi daripada bosan total sendiri, lebih baik aku tulis saja suasana hatiku ke dalam buku diary ini.

   Akhirnya, saking asyiknya aku mencurahkan isi hatiku ke dalam buku diary, tiba-tiba Rakha menampakan dirinya di depan pintu kelas yang berkaca. Lalu ia masuk dan menarik kursinya agar lebih dekat denganku. Terlihat sebuah gitar berwarna merah kecoklatan yang dibawanya. Dengan cepat aku segera memasukan buku diary ku ke dalam tas.

"Lagi tulis apa tadi, umpetin sesuatu yah.." Sembur Rakha yang kemudian tiba-tiba menarik tasku, lalu meraih diary yang ada di dalamnya. Tentu aku tidak tinggal diam. Aku pun berusaha meraih buku diary itu. Jangan sampai Rakha membaca isi di dalamnya.

"Rakha...., kembaliin." Teriakku sambil terus berusaha meraih benda itu dari genggamannya, tapi hasilnya sia-sia saja. Dia pasti tak akan memberikannya padaku sebelum ia membaca kata-kata di dalamnya.

  Sekarang aku benar-benar panik. Aku tidak mau, sampai Rakha membaca kata-kata di dalamnya. Karena aku merasa kejadian itu akan terulang lagi jika Rakha sampai membaca.

Lihat selengkapnya