"Nar. Aku akan kenalin kamu sama teman-teman sekelasku, bisa dibilang sahabatku." Ucap Rakha saat kami sedang menikmati makanan di kantin kampus pada saat jam istirahat berlangsung.
"Siapa teman-teman kamu itu?" tanyaku saat selesai mengunyah makanan yang ada di dalam mulutku.
"Mereka."Jawab Rakha sambil menunjuk dengan matanya yang mengarah kepada satu orang cewek fashionable dan satu orang cowok tengah berjalan dengan kamera yang tergantung di lehernya, beriringan menuju ke tempat di mana kami duduk dan makan.
"Ayo duduk." Sambut Rakha kepada dua sahabatnya itu, setelah mereka sudah cukup dekat. Lalu kedua orang yang ia bilang sahabatnya itu pun duduk di kursi yang masih tersedia di meja, tempat kami makan. Ya, setiap meja terdiri dari empat kursi dan sekarang kursi pun sudah terisi semua.
"Kenalin. Ini sahabatku, sama seperti kalian sahabatku. Namanya Nara Darma Kusuma." Kata Rakha memperkenalkan aku kepada dua sahabatnya itu.
"Hai, aku Kiara Lema Syakila. Panggil aku Kia aja." Seorang sahabat ceweknya memperkenalkan diri kepadaku, sembari mengulurkan tangannya ke arahku.
"Aku Nara Darma Kusuma, panggil aku Nara saja." Balasku lalu menjabat tangannya.
"Hai Nara. Aku Bintang Gemilang." Ucap cowok yang datang bersama Kia. Aku ingat dia itu sahabat Rakha yang waktu itu memberitahuku tentang pemilik saputangan biru.
"Hai juga." Balasku berjabat tangan dengannya.
"Karena kalian semua udah saling kenalan. Gimana kalau kita ngobrol bareng biar tambah akrab gitu." Usul Rakha.
"Eh, kalian gak pesan makanan dulu gitu?" tanya Rakha kepada kedua sahabatnya itu. Lalu Bintang dan Kia segera memesan makanan. Sembari menunggu pesanan mereka datang. Kami mulai bercakap-cakap bersama. Ternyata Bintang dan Kia asyik juga. Baru saja aku kenal mereka beberapa menit, namun rasanya sudah seperti berteman lama.
**************
"Nara. Aku pulang duluan yah." Ucap Kiara saat waktunya pulang kampus tiba.
"Tapi Kia. Aku masih ingin berbicara banyak hal denganmu." Rengekku saat ia baru saja akan melangkah pergi menuju Bintang yang sudah siap dengan motor ninjanya. Ternyata mereka itu pacaran loh.
Rasanya aku sekarang sangat senang. Aku bukan hanya punya satu teman, namun sekarang aku sudah memiliki tiga teman baik. Yah, walaupun aku baru mengenali kedua temanku itu. Aku masih ingin bercakap-cakap banyak hal dengan Kiara. Walau teknologi sudah semakin canggih dan aku bisa bercakap dengannya melalui Telepon, WhatsApp, Pesan, Facebook, Instagram dan masih banyak lainnya. Namun bercakap-cakap secara langsung lebih asyik bukan.
"Kita main dulu yuk ke danau, kayaknya Nara ingin bicara banyak hal dengan Kiara." Harap Rakha kepada dua sahabat baiknya.
"Iya benar kata Rakha. Supaya kita juga bisa lebih dekat." Tambahku setuju dengan permintaan yang Rakha katakan dan ajukan. Kia dan Bintang dengan senang hati menerima permintaan kami. Kami berempat pergi menuju kesebuah tempat kesukaan Rakha. Danau indah. Aku bersama Rakha mengendarai mobilnya, sementara Kia dan Bintang melaju dengan motor ninjanya.
Kulihat di kaca spion mobil Rakha. Kulihat Kia dan Bintang yang sedang melaju dengan motor ninjanya, sembari bergurau. Kulihat mereka begitu harmonis dan sangat serasi. Kia memeluk Bintang sambil tersenyum ke arahnya dan sesekali Bintang meliriknya, membuatnya tersipu-sipu malu. Mereka sangat romantis.
"Liat apa sih??" tanya Rakha sembari melirikku dan lalu kembali fokus menyetir mobilnya.
"Bukan apa-apa."Jawabku.
Rakha memutar lagu yang berjudul 'My Heart'. Lagu itu seakan mengejek diriku. Mungkin intinya lagu itu menceritakan tentang bagaimana jadinya jika seseorang yang kita cinta mencintai yang lain. Lagu itu membuat memori masa laluku kembali hadir dan menghantuiku. Pikiranku bernostalgia dengan masa laluku yang suram.
Aku pun mulai berkaca-kaca dan sekarang aku tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihan dan air mataku di dekat Rakha. Akhirnya tetesan air mata membasahi pipiku.
"Nar. Kenapa kamu nangis?" tanya Rakha lalu menyodorkan selembar tisu yang entah dari mana asalnya benda itu.
"Makasih Kha. Tapi gak usah, aku pakai ini saja."Jawabku sambil memperlihatkan saputangan biru miliknya yang selalu kubawa ke mana pun.
"Ternyata kamu benar-benar menyimpannya. Aku akan mengganti lagunya, mungkin kamu tidak suka lagu ini." Gumam Rakha lalu menebarkan senyuman manisnya yang menghangatkan kepadaku. Mata indahnya selalu bersinar, membuatku lebih merasakan kenyamanan. Aku segera mengusap air mataku menggunakan saputangan ini. Sementara Rakha fokus kembali mengendarai mobilnya, setelah mengganti lagunya dengan lagu berjudul "Perempuanku".
Hingga sampailah kami di tempat tujuan. Sebuah danau yang indah. Tempat kesukaan Rakha dan aku juga sangat menyukai tempat ini. Aku dan Rakha segera keluar dari mobilnya. Kami berempat menaiki sebuah perahu. Kami mulai mendayung bersama dan perahu pun mulai bergerak.
"Kenapa kamu ajak kita ke tempat ini. Ko baru sekarang kamu ajak kita ke sini, padahal udah cukup lama kita bersahabat." Protes Bintang sembari terus mendayung perahu.
"Enggak apa-apa. Ya ini tempat favoritku, jadi yang pertama aku ajak ke sini, tentu saja seseorang yang menjadi favoritku juga." Sahut Rakha lalu melirik ke arahku sambil mengedipkan matanya. Maksud dia apa memandangiku seperti itu. Aneh sekali.
"Oh.., jadi orang favoritmu Nara yah.." Goda Bintang.
"Ah, udahlah. Gak usah dibahas. Kita ke tempat ini bukan untuk saling menggoda, tapi mau bersenang-senang kan." Balas Rakha yang entah mengapa tiba-tiba menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Liat tuh Nara. Kayaknya pipi Rakha udah memerah kayak kepiting rebus." Sekarang giliran Kia yang menggodaku dan Rakha. Tapi masa sih, pipinya Rakha berubah memerah seperti kepiting rebus. Ah aku jadi ingin melihatnya, tapi sayang ia menutupi wajahnya.
**************
Bintang Gemilang
Eh, rencananya aku sama Kia bakal ngedate malam ini dan agar lebih seru kita bakal ajak kalian berdua buat gabung.
Nara Darma Kusuma
Tapi.
Rakha Satya Nugraha
Kenapa Nar, kamu keberatan???
Nara Darma Kusuma
Emm, gimana ya..., aku takut ganggu Kia sama Bintang.
Kiara Lema Syakila
Enggak ko. Malah jadi tambah seru. Jadi double date gitu.
Nara Darma Kusuma
Tapi...