Narasi Senja

Alima Rose
Chapter #1

Prolog

Dalam ruang gelap itu, ia menghadap sebuah cermin, menguliti dirinya sendiri, satu per satu. Sungguh kepercayaan seperti berlarian pergi. Ia tidak pernah bisa mempercayai siapa pun, termasuk pria itu. Lagi-lagi semua orang punya rahasia yang bukan hitam dan putih. Baginya rahasia itu abu-abu, susah diklasifikasikan apakah itu baik atau buruk. Tapi abu-abu itu mengerikan, diam-diam bisa mengonsumsi memori-memori bahagia. Seperti dirinya sendiri setiap berkaca. Ia selalu begidik ngeri menatap tubuhnya sendiri. Bukan karena tubuh semampainya dengan payudara yang hanya sedikit menyembul atau pori-pori wajahnya yang tak bisa mulus layaknya unggahan influencer, atau pipinya yang cenderung bulat. Tapi karena ia bisa melihat dirinya dan rahasia-rahasia tertidur yang tak berujung. Rahasia itu pula yang membuatnya memilih pergi.

"Apa ada yang ingin kamu sampaikan padaku?" Tanyanya kepada kekasihnya. Kekasihnya menggeleng. Sejak hari itu, ia bisa melihat tatapan gusar di mata lawan bicaranya. Tidak seperti pertemuan-pertemuan mereka biasanya. Yang sama hanya usaha pria itu untuk bercerita panjang lebar soal lain, tentunya berusaha mengalihkan perhatian. "Kenapa kamu tidak cerita saja? Bukankah bercerita hal yang mudah bagimu?" Tanyanya tak berhasil dialihkan dari topik awal.

"Apa banyak berbicara kamu sebut gampang bercerita? Tidak ada yang mudah bagi siapapun. Tidak ada yang mudah juga bagiku," katanya dengan menegaskan kalimat akhir.

"Ya sudah kalau begitu. Aku hanya bisa menunggu sampai kamu bercerita. Tapi di antara jeda penungguan itu, aku mau kita berhenti dulu." Ia menatapnya penuh pertimbangan. Sudah menghabiskan waktu yang lama, tak mungkin mudah juga buatnya.

Lihat selengkapnya