Semenjak pertemuanmu dua hari yang lalu dengan Yondra. Hari ini aku berencana akan mempertemukan Yondra dengan Mai. Aku sudah menyiapkan diriku dengan sebaik mungkin. Mai memberikanku sebuah gaun berwarna putih dengan renda dibawahnya. Aku sangat menyukainya. Bahkan Mai menginap di rumahku hanya untuk memberikan polesan make up di wajahku.
"Ah kau benar-benar sangat cantik Naraya. Kurasa Yondra akan sangat terkejut melihatnya. Mungkin jantungnya langsung melengos keluar begitu melihatmu secantik ini." Aku terkekeh mendengar ucapan Mai yang sedari tadi terus menggodaku dengan Yondra. Ah, kurasa aku memang sudah jatuh cinta dengan Yondra.
Aku merasa sedikit gugup saat orang-orang menyapaku. Entah kenapa aku merasa tatapan mereka semua tampak sedikit berbeda saat melihatku. Apa ada yang aneh? Ku perhatikan penampilanku. Aku tak tahu apa yang membuat mereka menatapku seperti itu.
"Di mana Yondra? Apa dia sudah datang?" aku terlonjak kaget saat Mai menepuk bahuku tiba-tiba. Aku memperhatikan setiap sudut restoran sushi ini. Mencari keberadaan Yondra.
"Apa aku terlambat?" Aku kembali terlonjak kaget saat Yondra tiba-tiba sudah ada di sebelahku dan mencubit pipiku cukup kencang.
"Yondra...sakit" kataku kesal sambil mengusap pipiku. Yondra dan Mai justru tertawa.
"Maafkan aku, aku hanya terlalu senang. Jadi di mana orang yang akan kau kenalkan padaku?" Yondra menatapku dari bawah hingga atas.
"Ada yang aneh?" tanyaku, sekali lagi aku memperhatikan kembali penampilanku.
"Sudah kubilang ini bukanlah ide bagus Mai. Aku pasti terlihat sangat aneh." aku benar-benar menyesal menganggap ini adalah ide yang baik. Aku menatap Mai sedikit gugup. Mai justru tersenyum lalu menyenggol lengan Yondra
"Namaku Mai. Orang yang akan Naraya kenalkan padamu. Oh ya bagaimana penampilan Naraya hari ini, bukankah sangat cantik bukan?" Aku sedikit terkejut mendengar Mai bersuara. Gadis itu menatap jahil diriku dan memasang wajah yang menjengkelkan di mataku.
"Tentu saja sangat cantik. Apa kau yang mendandaninya?" Aku melihat Mai mengangguk dengan mantap dan merangkulku begitu saja, seolah memamerkan hasil karya ciptaannya. Aku memasang wajah bingung menatap keduanya bergantian.
"Kalau begitu aku harus berterima kasih padamu sudah membuat Naraya secantik bidadari." Aku terdiam mendengarnya. Tunggu, Yondra mengucapkan kata bidadari untuk menggambarkan diriku? Apa ini benar-benar Yondra?
Ucapan Yondra begitu santai, tapi berhasil membuat wajahku sangat memerah. Kutundukan kepalaku tapi Yondra dan Mai justru tertawa melihatnya.