Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #13

Bayangan Kematian

"Lapor, wilayah sentral sudah dikuasai tapi kami gagal menangkap Mahabali dan sekarang mereka malah menyebar ke segala penjuru," ucap Lintang lewat sebuah perangkat pada Narayana.

"Laporan diterima, segera buru mereka sebelum mereka tumbuh terlalu besar, serangan balik mereka akan sangat mematikan, kau perlu ingat kalau Harasena adalah versi lebih tinggi dari Kalasena," balas Alim lewat perangkatnya.

"Dimengerti, " balas Lintang sembari menutup panggilannya.

Saat itulah Lintang menatap pasukannya dan menghentakkan velnya tiga kali ketanah dan saat itulah pasukannya menyebar untuk memburu pasukan Harasena yang sudah menyebar.

Sementara itu di kereta perang Ihsan tiba-tiba saja Faisal menghubungi.

"Lapor, sektor sentral kalah telak Mahadewa tapi aku sudah menebar pasukan ke seluruh penjuru," ucap Faisal.

"Bagus, untuk sekarang minimalisir konfrontasi langsung dengan musuh dan fokus dalam pengembangan susunan pasukan kita, untuk sekarang kita akan mobilisasi penuh pasukan yang memiliki banyak unit sadyojata untuk memberikan tekanan," ucap Ihsan.

"Dimengerti, mohon maaf karena tak bisa memberikan perlawanan pada Devasenapati," ucap Faisal.

"Tak masalah, diawal kita memang akan kalah secara kuantitas, kualitas dan formasi, tapi pertumbuhan kekuatan tempur kita lebih baik dari mereka, tolong ulur waktu sambil memberikan serangan kejutan dengan unit sadyojata sampai unit tempur lain siap untuk memberikan tekanan, kita akan kepung mereka saat semuanya sudah siap," ucap Ihsan sembari menutup saluran teleponnya.

"Bisa dimengerti Mahadewa," balas Faisal yang saat itu sedang duduk di salah satu kereta kencana milik pasukan Harasena sembari memindahkan kusirnya kesana.

Saat itu juga sang kusir menggunakan efek pasukan untuk membuat lagi kereta kencana Mahabali lengkap dengan ketujuh uchaishrava untuk menariknya.

Sementara itu ditempat Ihsan.

"Mau aku taruh dimana saja sebenarnya para Ishvara dari masa lampau ini, hmm beda dengan yang aku bangkitkan dengan mahamrityunjaya, mereka yang aku bangkitkan dengan sanjivani sedikit lebih lemah, bahkan meskipun aku menghitung faktor bahwa mereka akan memiliki regenerasi tanpa batas dan tak perlu makan tapi tetap saja tubuh hidup akan lebih baik dari mereka," pikir Ihsan yang saat itu dihadapannya sudah berdiri sepasang suami-istri yang merupakan Ishvara Sahasradwipa ketiga dan kelima.

"Apa yang akan kau lakukan pada kami Rudra," tanya sang Maharani.

"Ooh ibu ratu, Suryanisukma, lama sudah tak berjumpa, sayang sekali kita sedang dalam keadaan perang jadi aku tak bisa banyak berbincang dengan kalian berdua, sesungguhnya aku ingin menempatkan kalian di salah satu bagian dari pasukanku tapi aku bingung yang mana, tolong berikan aku pencerahan," pinta Ihsan.

"Jutaan orang kau bangkitkan dari kematian hanya untuk berperang melawan Dunia, apa yang kau pikirkan, hentikan perang ini nak, atau aku akan menghajarmu," balas sang ratu Suryanisukma.

"Maafkan aku ibu ratu, tapi perang sudah terjadi, aku memanggilmu untuk membantuku, bukan untuk mengancam nyawaku," ucap Ihsan.

"Sukma!, jangan macam-macam dengannya, aku merasakan energi yang sangat kuat darinya, lagipula dia yang membangkitkan kita," ucap sang suami.

"Mas Baskara, aku tau siapa anak ini, aku yang memberinya gelar Rudra, aku bisa menghajarnya, lagipula kalau dia menggunakan sanjivani pada kita bukan berarti dia lebih kuat dari kita," ucap Sukma, sang ibu ratu.

Lihat selengkapnya