Hari kesembilan pertempuran. Steve terlihat dikelilingi beberapa ekor tikus yang terlihat seperti berbicara padanya. Dia saat itu berada disebuah benteng kecil bersama beberapa orang kepercayaannya sambil memberi makan tikus-tikus kesayangannya.
"Ada beberapa benteng kecil yang bisa kita taklukkan disekitar sini, kita perlu bergerak sekarang sebelum matahari terbit," ucap Steve.
"Kita bergerak lagi?, memangnya ada siapa yang berjaga disana?," tanya Khaled.
"Ada beberapa penjaga yang tak terlalu kuat, beberapa lagi dijaga oleh tentara sanjivani tapi sebagian besar hanya dijaga oleh tentara akshauhini yang terealisasi menjadi manusia sepenuhnya," ucap Steve.
"Kurasa skala peperangan ini memang terlalu besar sampai banyak sekali manusia yang terbentuk dari tentara akshauhini," ucap Gibran.
"Itulah alasannya kenapa kita akan kalah kalau kita biarkan pertempuran ini berlarut-larut, fokus mereka pada kuantitas membuat mereka memiliki lebih banyak personel militer yang terealisasi, itu berarti juga mereka akan mendapatkan suplai pasukan untuk menggunakan sanjivani atau bahkan mahamrityunjaya, saat ini pasukan mereka mungkin sedang tertekan tapi cepat atau lambat mereka akan mendominasi pertempuran ini," ucap Steve sembari mempersiapkan barang-barang miliknya untuk pindah.
Tak lama kemudian dia kumpulkan tikus-tikus miliknya yang terbang melewati ruang angkasa menuju Steve yang saat itu segera mengumpulkan dan membuatnya menjadi besar.
"Jadi begitu ya fungsi dari mushika, wahana yang sangat serbaguna," ucap Fatah.
"Mereka bisa membelah dan menyatukan diri serta memiliki pikiran terhubung, cocok untuk menjadi mata-mata," ucap Steve sembari mempersiapkan kereta kencana miliknya.
Tak berlangsung lama beberapa orang itu berangkat menuju benteng terbaru sembari mengomandoi pasukan yang lain untuk mengambil alih wilayah yang baru itu.