Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #25

Raja

Hari kesebelas peperangan. Ananta Sunyata sudah penuh dengan warna kehancuran. Pasukan dari kedua belah bertarung tanpa henti memenuhi angkasa dengan vimana, kencana, senjata dan mayat-mayat mereka, puing-puing peperangan sudah mulai berserakan di mana-mana akibat dari peralatan perang yang semakin kuat nan banyak seiring berjalannya waktu. Tak hanya sampai disitu pasukan yang muncul silih berganti dengan jumlah yang terus menerus meningkat membuat jalannya pertempuran semakin tak bisa diprediksi. Kedua belah pihak saling bunuh memenuhi angkasa dengan semburat darah mereka.

"Shafa, ratuku yang setia, sebelum aku maju aku ingin berpesan padamu, maukah engkau mendengarkan diriku," ucap Ihsan sembari mempersiapkan dirinya dengan persenjataan.

"Aku akan mengikuti apa yang engkau ucapkan Ihsan, apakah yang engkau inginkan dariku," tanya Shafa seraya membungkukkan badannya.

"Engkau mengerti bagaimana diriku berperang bukan!?, bagaimana diriku akan jatuh perlahan-lahan kedalam sifat liar nan buas jika aku memasuki medan tempur," ucap Ihsan.

"Aku memahami itu Ihsan, apa yang engkau inginkan, apa kau ingin pertempuran ini berlangsung dengan cepat, aku siap untuk membantumu melakukan semua itu," ucap Shafa.

"Bukan itu," ucap Ihsan.

"Lalu apa," tanya Shafa.

"Kalau kau merasa aku sudah mulai jatuh dalam kegilaan itu tolong hentikanlah aku, tolong jangan ragu untuk mengangkat senjatamu padaku, sadarkan diriku Shafa, mungkin saat itu hanya engkau yang bisa melakukannya wahai ratuku yang setia, engkaulah manusia yang mau mempertaruhkan jiwa dan ragamu untuk mendampingiku, saat engkau berhenti memihak padaku saat itulah aku tau bahwa diriku salah, keluargaku sekarang takkan cukup kuat untuk menahan hempasan kekuatanku, aku tak mau mereka menjadi korban amarahku, hanya engkau yang sanggup menahannya wahai belahan jiwaku karena itu berjanjilah padaku untuk menghentikan diriku Shafa," ucap Ihsan sembari menatap kekasihnya yang terbelalak mendengar perkataannya.

"Aku?, mengangkat senjata padamu Ihsan!?, bagaimana caranya!?, bagaimana caraku mengangkat senjata padamu," tanya Shafa.

"Tuhan memberiku banyak sekali anugrah dan kau adalah salah satu yang paling besar selain imanku, mungkin jalan yang diberikan Tuhan akan banyak untuk mengingatkan diriku tapi aku manusia, solusi yang bisa kulihat saat ini hanyalah dirimu sayangku maka berjanjilah padaku untuk menghentikan diriku saat kau pikir aku sudah tidak terkendali lagi," ucap Ihsan sembari mengulurkan tangannya.

Melihat hal itu Shafa tak sanggup mengatakan apapun tapi tangannya bergerak menjabat tangan Ihsan meski wajahnya dibasahi air mata.

Lihat selengkapnya