"Kau siap Shafa," tanya Ihsan.
"Siap Ihsan," balas Shafa sembari melihat jam.
"Sudah 33 jam semenjak aku terjebak disini, setiap serangan yang sebenarnya akan kuberikan pada formasi dimentahkan oleh para Maharsi ini, apa aku harus menggunakan wujud yang lebih tinggi dari ini," pikir Ihsan sembari mengisi tenaga yogi miliknya.
"Kau masih bisa menyerap tenaga yogi sebesar itu disini!?, di lingkungan hampa seperti ini tidak banyak energi kehidupan yang terakumulasi, apalagi situasinya perang, bukannya harusnya sulit," tanya Shafa.
"Setiap orang punya pancaran energi kehidupan, energi yang menjadi sumber dari tenaga alam dan dengan kata lain energi yang sama dengan tenaga yogi, mengendalikannya adalah kunci untuk mendapatkan tenaga yogi kapanpun dan dimanapun, tempat yang banyak memiliki kehidupan hanyalah pemicu diawal, kalau sudah pernah menggunakan mode yogi maka pancaran energi kehidupan yang kau miliki akan semakin kuat tergantung dari berapa banyak besaran energi kehidupan yang kau serap saat itu," ucap Ihsan.
"Eh begitu ya," sahut Shafa.
Memanfaatkan kesempatan itu Gifar menyembuhkan luka Feni dan Paul dengan energinya lalu mulai mengaktifkan mantra untuk menggunakan astra selanjutnya. Tak berapa lama di busur Gifar terpasang vaishnavastra yang hampir tak terlihat yang kemudian ditembakkan oleh sang Prajapati dengan kecepatan yang tak masuk akal. Seketika hal ini mengenai Ihsan dan melukai tangannya dengan cukup parah. Mengetahui bahwa tangannya hancur Ihsan segera memotong lengannya dan membiarkan tangan baru keluar dari tubuhnya.
"Regenerasi yang menakjubkan, aku belum pernah melihat yang seperti itu," pikir Malvin saat berniat menyerang Ihsan.
Malvin maju dengan menggunakan pedang ditangannya namun percuma saja begitu Malvin mendekat Ihsan langsung menghempaskannya dengan elemen angin miliknya dan tak lama kemudian Ihsan langsung melancarkan beberapa tembakan bola api dari mulutnya yang membakar tubuh Malvin sampai hancur meski Malvin masih terlihat hidup dan sedang beregenerasi meski pelan. Tak berapa lama kemudian Zuhri menembakkan beberapa serangan elemen magma kearah Ihsan yang mementahkannya dengan serangan elemen es untuk seketika mengubah serangan Zuhri menjadi batu. Hal ini dilanjutkan Ihsan dengan melepaskan beberapa varunastra disekitar tubuhnya untuk membanjiri medan tempur.
"Aku harus mencobanya menggunakan kalamantra untuk menghentikan waktu, dia hampir mustahil dikalahkan tanpa trik," pikir Zuhri sembari membentuk mudra.
Saat itu juga semua orang disekitar Zuhri berhenti bergerak dan Zuhri mulai menyerang kedepan, mencoba melayangkan pukulan sekuat tenaga pada Ihsan yang diam tak bergerak karena terperangkap roda waktu dan begitu Zuhri memberikan pukulan sekeras mungkin pada Ihsan lalu memulai kembali roda waktu, Ihsan langsung terpelanting menjauh dari kencananya namun tangan Zuhri harus memar karena kerasnya tubuh dan zirah sang Mahadewa. Serangan tak berakhir, kini saatnya Jack menyerang, dalam sekejap saja energinya membanjiri medan tempur dan dia gunakan untuk membekukan Ihsan namun Ihsan segera memanaskan es itu dengan elemen uap yang dia bentuk sehingga es Jack pecah dan membuat bongkahan-bongkahan es sebesar asteroid yang menuju ke segala arah. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu Ihsan kemudian memberikan tebasan angin miliknya kearah Jack yang merambat melalui angkasa dengan kecepatan yang mengerikan bahkan bagi Jack yang tak bisa merespon dengan sempurna sehingga kakinya harus terluka berat karena terkena tebasan pembelah dimensi.