"Grrrh ini sudah hampir hari kedelapanbelas dan Ihsan masih belum juga bisa keluar dari suryachakra, memimpin pasukan sebesar ini bukanlah keahlianku, strategi kita jadi kurang efektif semenjak tak ada Ihsan, para ksatria dari masa lalu itu memang kuat tapi agak ketinggalan zaman, formasi tempur tuan Faisal memang bagus tapi pola gerakan, variasi dan kombinasinya kurang sebagus musuh, pola gerilya dan pembangunan benteng kita mudah dibaca dan hanya efektif saat malam hari dengan serangan kejutan, mungkin ini karena mas Alan tak terbiasa dengan pasukan sebesar ini, toh dia memang biasanya hanya memimpin unit khusus dengan jumlah kecil, aku akui kalau tuan Bhatara itu sangat cerdas tapi pemahamannya tentang teknologi mutakhir masih terhitung kurang sehingga persenjataan kita takkan sebagus persenjataan musuh, tuan Kusuma juga nampaknya tidak sanggup menandingi keterampilan medis musuh yang memiliki unit-unit medis terlatih dari berbagai penjuru Dunia, apalagi fakta bahwa Shafa juga ikut terjebak yang membuat kualitas dan rasa ransumnya jadi turun. Semakin lama Ihsan dan Shafa terjebak dalam formasi suryachakra itu maka akan semakin buruk juga kondisi pasukan kita," gumam Rio yang saat itu sedang mempertahankan benteng Harasena dari gempuran Harisena.
Sementara itu didalam formasi suryachakra, Ihsan sedang bertarung mati-matian melawan tujuh Maharsi sementara Shafa menahan Harisena dari membebaskan dua Maharsi lainnya sembari berusaha membongkar formasi suryachakra dari dalam. Pertarungan yang sudah berlarut-larut itu belum juga menemukan titik terang, disatu sisi ada Ihsan yang terus tumbuh semakin kuat dan disisi lain ada para Maharsi yang bekerjasama untuk memusnahkan sang Mahadewa.
"Menyerah sajalah Mahadewa, dalam peperangan ini hampir mustahil kau akan menang, harus kuakui kalau Harasena adalah pasukan yang sangat luar biasa tapi tanpa dirimu mereka bukanlah tandingan kami, para perwiramu itu hanyalah relik dari masa lalu, mereka pejuang hebat pada masanya tapi saat ini bukanlah masa mereka. Menjebakmu disini sudahlah menjadi rencana kami dari awal, karena saat kau tidak ada maka pasukanmu akan mulai kocar-kacir diluar sana, lihat saja Mahadewa, sudah berapa hari kau terjebak disini, tak bisa melakukan apapun untuk pasukanmu sementara pasukan kami terus berkembang dengan rapi, kami tau pertumbuhan kekuatanmu sangat luar biasa tapi bagi kami menahanmu saja sudah cukup, kalaupun kami kalah darimu maka itu bukanlah masalah, kami memang berencana untuk mati untuk mengulur waktu, agar saat kau keluar nanti maka pasukanmu sudah akan hancur lebur tapi dengan kondisimu saat ini nampaknya kami juga akan berhasil membunuhmu, ini akan menjadi kemenangan mutlak bagi kami Mahadewa!!!!," teriak Jack pada Ihsan yang saat itu masih kerepotan dengan pasukan kosmik buatan Zuhri.
Tak lama setelah itu Jack segera memancarkan energinya lalu memadatkannya sehingga berubah menjadi senjata yang terbentuk murni dari energi yang kemudian diluncurkan pada musuhnya dengan kecepatan yang mengerikan pada Ihsan yang saat itu merespon dengan menggunakan antardanastra yang berubah menjadi lubang hitam untuk menyerap senjata-senjata itu ditengah jalan. Hal ini dilanjutkan Ihsan dengan melepaskan tvashtarastra yang segera membentuk kabut tebal yang membutakan mata mereka tapi meningkatkan hormon adrenalin mereka sehingga membuat sebagian besar pasukan yang tak sanggup menetralisir efeknya malah saling bunuh dalam kebingungan. Untuk mengatasi hal ini Malvin segera membuat sabdavedastra untuk melenyapkan efek ilusi dari Ihsan sebelum akhirnya Jack membuat ribuan vimana tempur dengan energinya yang segera membombardir pasukan musuh sementara dirinya sendiri menerjang Ihsan yang saat itu merespon dengan menembakkan agneyastra untuk membakar tubuh Jack namun Jack tak mati karena efek dari kashyapa mantra miliknya yang membuatnya bisa menyerap energi yang dihasilkan makhluk hidup disekitarnya dan malah membuatnya semakin kuat karena beberapa data DNA yang dia dapatkan dari makhluk-makhluk hidup disekitar dirinya. Menyaksikan hal itu Ihsan bukannya mundur malah maju kedepan dengan avatarnya yang memegang trisula, siap untuk menikam Jack dengan kekuatan penuh meski pada akhirnya Yudi berhasil menyelamatkan partnernya itu dengan membelokkan serangan Ihsan yang membuat Jack berhasil mendaratkan serangan pada avatar Ihsan yang sekaligus mendorongnya keluar dari kencananya.