"Kini tinggal aku dan kalian berdua dihari keduapuluhtiga dharmayudha keempat ini, Maharsi Gifar dan Maharsi Yudi, setelah itu aku akan segera membobol suryachakra meskipun aku yakin itu akan sangat sulit," ucap Ihsan.
"Memangnya kau pikir akan semudah itu mengalahkan kami berdua," balas Gifar.
"Owh tentu saja tidak, kalian sangat kuat, aku hanya membuat skenario kalau aku berhasil mengalahkan kalian, belum tentu aku berhasil tapi setidaknya aku bisa mencoba," ucap Ihsan sembari menyalakan matanya.
"Kau mencoba mengalahkan kami dengan matamu itu, kekuatan yang masih eksperimental," ucap Yudi.
"Aku lebih mementingkan perkembangan daripada kekuatan yang sudah dipelajari sebelumnya, takkan ada yang tau apa yang ada dari sebuah jalan yang tidak pernah dijelajahi, jadi aku memilih untuk menjelajahinya, lagipula sebelumnya aku juga sudah menyiapkan jalur pulang kalaupun jalannya salah," ucap Ihsan.
"Berhenti menghancurkan semua sistem yang ada Bhairava!!," teriak Gifar sembari menyerang.
"Hehe, kau sendiri yang memanggilku dewa penghancur," balas Ihsan sembari juga menyerang.
Adu serangan tak terhindarkan, pukulan Gifar bertemu dengan pukulan Ihsan dan berhasil meretakkan angkasa. Suara dentuman keras itu juga menjadi aba-aba bagi Yudi untuk mengaktivasi avatarnya dan berusaha membelah Ihsan akan tetapi Ihsan justru merangsek lebih jauh dan mendorong tubuh besar Gifar. Merespon hal itu Gifar segera mengeluarkan tongkatnya dan menyerang Ihsan yang juga memanggil trisulanya untuk menahan serangan Gifar sembari menarik rantainya untuk mengikat kaki Gifar, sayangnya Gifar sudah bersiap dengan membuat beberapa bom untuk menyerang Ihsan yang tak sempat merespon sehingga terlempar cukup jauh. Hal itu segera disambut dengan baik oleh Yudi dengan mencoba menghantam Ihsan ketanah dengan avatarnya, untungnya Ihsan sempat menahan serangan itu menggunakan tongkat khatvanga miliknya, sayangnya hal itu dimanfaatkan Gifar untuk menikam Ihsan dari belakang sehingga mendorong sang Mahadewa menuju kepala avatar Yudi yang segera menyeruduknya ketanah.