Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #45

Transisi

"Sudah sebulan ya pertempuran dharmayudha ini berlangsung, bagaimana suplai logistik dan persenjataan," tanya Ihsan yang saat itu bersimbah darah.

"Aku sedang memperbaiki menu untuk para tentara, efek peningkatan sumberdaya yang dimiliki oleh para tentara ishana sudah mulai terasa," ucap Shafa.

"Baguslah, kalau peralatan perang bagaimana Rio," tanya Ihsan lewat alat komunikasinya.

"Semenjak adanya perubahan bentuk senjata yang kau lakukan bersama tentara sadyojata kemarin, sekarang kita punya beberapa peralatan tempur baru dari berbagai wilayah di medan tempur, aku coba sebutkan beberapa yang lebih mendasar saja, ada pil rejuvenasi yang dikembangkan tentara vamadeva di pasukan yang dipimpin tuan Kusuma yang saat ini juga sudah mulai disebar ke berbagai unit tempur, ada reaktor cahaya yang dikembangkan tentara aghora yang berada di pasukan tempur tuan Bhatara dan saat ini sedang dikembangkan untuk mentenagai varian senjata laras pendek maupun laras panjang dan juga digunakan untuk mentenagai kendaraan dan drone tempur, dari sisi tuan Alan sendiri saat ini bersama unit aghora sudah mengembangkan beberapa struktur kapal bongkar pasang untuk tempat istirahat pasukan untuk mengimbangi benteng bergerak dari pasukan musuh dan terakhir ada helm komunikasi yang dikembangkan tentara tat purusha dari pasukan tempur tuan Faisal," ucap Rio.

"Heh!?, helm komunikasi!?, segera minta datanya, kita bisa menggunakan itu untuk distribusi informasi lebih cepat, pemancar sinyal ini hanya akan berfungsi di benteng atau kapal induk, kalau ada helm komunikasi kita bisa memperluas jejaring informasi pada satuan individu," ucap Ihsan.

"Baiklah," balas Rio.

Saat itu juga beberapa data mulai ditampilkan oleh Rio dan segera diterima oleh unit utama yang dipimpin Ihsan waktu itu dan dengan cepat mereka segera mereplikasi helm komunikasi itu untuk segera dipakaikan kepada unit-unit tempur yang ada disana.

Sementara itu disisi Harisena terjadi rapat yang diadakan oleh Alim dengan dirinya dan hologram para pejuang terbaiknya.

"Tentara ishana ini sudah kuduga akan sangat merepotkan, sumberdaya yang mereka hasilkan sangat melimpah, air, bahan makanan, obat-obatan, pakaian, material konstruksi dan senjata, semuanya bisa mereka sediakan dalam jumlah yang sangat memadai. Bagaimana cara mengatasi mereka sebenarnya. Apalagi sekarang kita sudah kehilangan Prajapati, salah satu perwira tertinggi kita," ucap Alim.

"Kulihat fungsi tentara ishana ini mirip seperti tentara kalki tapi mekanismenya agak berbeda, mungkinkah memang ada kemiripan," pinta Sandi.

"Tentara ishana dan tentara kalki memang dikembangkan bersama, prototipe mereka saja sama hanya saja aku dan Ihsan mengembangkannya dengan jalan yang sedikit berbeda, aku menekankan ke konsistensi sumberdaya yang teratur dengan memaksimalkan potensi produksi sumberdaya sehingga menghasilkan barang dengan kualitas tinggi dan jumlah yang cukup tapi Ihsan menggunakan cara lain dengan memaksimalkan distribusi sumberdaya sehingga jumlah barang yang diterima akan selalu lebih banyak dari yang diberikan secara progresif yang mendukung pertumbuhan jumlah pasukan dalam skala besar dengan kualitas cukup," ucap Alim.

"Begitu ya, perbedaan sistem yang tipis tapi perbedaannya sangat kentara, dia punya kekuatan besar untuk menumbuhkan jumlah pasukan rupanya, ini jauh lebih mengerikan daripada yang kupikirkan, kalau begitu gaya bertarung mereka adalah menggunakan taktik tarik ulur sampai jumlah pasukan mereka cukup besar untuk menghantam kita dengan kekuatan penuh," ucap Sandi.

"Kurang lebih seperti itu, mereka akan memberikan tekanan terus-menerus menggunakan unit-unit minor mereka sampai unit major mereka cukup kuat untuk menyerang dan saat ini Ihsan sudah mulai melakukan transisi pergerakan kearah konfrontasi langsung yang lebih besar dari yang sebelumnya hanya bermain tarik ulur," ucap Alim.

Lihat selengkapnya