Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #50

Garis Depan

Pertempuran telah memasuki hari ke 36. Lintang membuka hari dengan meniup shanka miliknya keras-keras lalu dengan satu komando dari tangannya para pasukan Harisena mulai menyerang titik inti pertempuran. Saat itu juga Lintang dengan membuat arca kayu miliknya yang menjulang tinggi kelangit dan memulai serangan dengan pukulan kayu raksasa kearah Faisal yang tentu saja menembusnya, akan tetapi hal ini sudah direncanakan oleh Lintang karena yang dia incar adalah Shen yang saat itu berada dibalik Faisal. Dengan begitu Bowo juga memulai serangan dengan memanggil hujan petir beruntun yang menyebar ke penjuru pertempuran disaat pasukan Harisena mulai memasuki titik sentral konfrontasi. Ditengah benturan kedua kekuatan besar itulah Rasha kembali bangkit dan menembakkan beberapa pukulan anginnya yang cukup untuk menghabisi para tentara yang ada di jalurnya meski pasukan sanjivani terlihat baik-baik saja setelah terkena. Menyaksikan hal itu Rasha kembali mengisi daya pukulannya untuk kembali memulai serangan saat tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundaknya.

"Seranganmu takkan efektif pada pasukan sanjivani kalau begitu, kau tidak bisa menghentikan mereka dengan serangan-serangan mematikan, mereka itu sudah mayat, akan lebih baik kalau kita menghentikan pergerakan mereka dengan jurus penyegelan atau elemen tanahku," ucap si pemilik tangan itu yang ternyata adalah Salsa.

"Kau datang juga akhirnya," ucap Rasha.

"Yang lain juga sudah tiba, kau harusnya bisa melihat mereka dengan lebih baik menggunakan rsinetramu itu," ucap Salsa sembari menunjukkan keberadaan Sakra, Adam dan Seno.

Tak lama kemudian Salsa memulai pembentukan mudra ditangannya dan menembakkan banyak sekali bongkahan batu yang berhasil untuk mengacak-acak pasukan musuh yang saat itu berusaha bertahan dengan menembak balik serangan Salsa dengan astra mereka akan tetapi dari atas bajra dari Sakra menembakkan halilintar yang menghancurkan banyak pasukan musuh sebelum akhirnya Adam menembakkan elemen debu miliknya untuk melenyapkan sisanya.

"Pasukan mereka sangat banyak, bilang pada Devasenapati untuk fokus pada menghancurkan Mahabali, salah satu dari kami bisa menggantikannya memberikan komando, akan kubukakan jalan untuk kalian," ucap Seno yang datang membabat pasukan musuh dengan pedang angin ditangannya.

"Terimakasih, tapi kurasa kau akan lebih efektif untuk membantu Lintang menghadapi musuh daripada diriku, toh kau juga memahami sanjivani," ucap Rasha.

"Tapi tetap saja salah satu dari kami harus menggantikan posisinya untuk memberikan komando, yang tidak mengambil alih komando akan maju kok, sekarang ikuti aku, " ucap Seno sembari menerobos medan tempur menuju inti pertempuran.

Melihat hal itu Rasha dan Salsa segera mengikuti Seno sembari juga membantai musuh yang ada dihadapan mereka. Saat itu Salsa segera menggerakkan tanah dan Rasha dengan cekatan menaikinya untuk memberikan banyak tembakan udara pada musuh bersamaan dengan Salsa yang menembaki musuh dengan jutaan asteroid.

Sementara itu Lintang dan Bowo menghadapi para perwira pasukan musuh berdua. Bowo memulai dengan memanggil kerbaunya bersamaan dengan Lintang yang mengacaukan medan tempur menggunakan ayam-ayamnya kemudian Lintang melemparkan Bowo bersama kerbaunya kepada musuh dan Bowo segera memanfaatkan itu untuk menyerang Baskara yang saat itu mencoba menahannya dengan memakai satyavel miliknya. Sementara itu Lintang kembali menyerang dari belakang menggunakan hujan batangan kayu yang ketika mengenai musuh bisa tumbuh dengan sangat cepat karena menyerap nutrisi dari prajurit yang terkena akan tetapi hal itu tidaklah mempan pada para perwira sanjivani yang memang sudah mati dan Faisal yang menembusnya. Saat itu Faisal juga segera merangsek menuju Lintang yang dengan cepat mengeluarkan chakranya yang dia lempar entah kemana namun begitu Faisal membentuk vinayaka dan hendak mengenai Lintang, chakra Lintang segera kembali dan membuat tubuh Faisal menjadi tak tersentuh dan sekaligus membuat Faisal terjerembab kedepan karena menembus tubuh Lintang. Lintang yang menyaksikan hal itu segera melesat kearah pasukan Ishvara yang lain seolah tak mempedulikan Faisal akan tetapi Faisal segera menukar tempatnya dengan puing-puing yang ada disekitar Lintang dan menendangnya kembali ke tempatnya semula akan tetapi Lintang sedari awal sudah menyiapkan aliran listrik disekitar tubuhnya untuk menghadapi serangan mendadak Faisal itu dan benar saja untuk sekali lagi Faisal harus merasakan sakit karena dampak benturan dengan Lintang.

"Semakin aku bertahan lama maka mata ini akan semakin membuatku kuat, mungkin saja sampai aku bisa melampaui dirinya," pikir Lintang saat kembali bangkit.

"Sialan, pertukaran dampak serangan ini akan lebih menguntungkan dirinya, jeevanetra akan mengkonversi dampak serangan dalam jumlah tertentu menjadi persentase pemulihan energi, aku bisa kalah kalau begini," pikir Faisal sembari kembali membentuk mudra.

Lihat selengkapnya