Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #51

Showdown

Lintang melesat membuka pertempuran di hari ke 37 dharmayudha keempat. Sebuah tusukan vel berlapis murugan listrik menembus jalinan alam semesta menuju Faisal yang saat itu membalas dengan melemparkan vinayaka angin kearah Lintang yang akhirnya berbenturan dengan vel yang menimbulkan ledakan keras yang menggetarkan medan tempur serta menjadi pengobar semangat pasukan yang saat itu menjadi semakin brutal.

Saat itu bunyi meriam berseru memenuhi angkasa, kedua belah pihak tak lagi menahan dirinya, mereka saling melepaskan misil penghancur yang menimbulkan ledakan yang bahkan membuat cahaya seterang matahari, asap dan abu berhamburan dimana-mana serta serangan turun bagaikan hujan yang begitu deras. Senapan-senapan pasukan Harasena mulai keluar dan menembakkan udara yang di akselerasi untuk menghancurkan targetnya, hal ini diikuti oleh dimulainya semburan api dari meriam-meriam berbentuk kepala naga dan turunnya beberapa tombak yang dialiri listrik yang begitu kuat sampai-sampai halilintar tak lagi terlihat mengerikan. Saat hal itu terjadi diantara asap pasukan Harasena menembakkan laser air yang mulai memotong para tentara Harisena bagai memotong mentega serta puluhan batuan yang melayang kearah kedua belah pihak. Badai serangan belum berakhir, pasukan naga dan burung mulai keluar dati pasukan Harisena diikuti dengan turunnya bom yang mulai memanaskan udara dan menguapkan air disana sehingga menimbulkan tekanan yang tak tertahankan lalu diantara uap panas itu mereka mulai menembakkan cakram yang mulai mengiris pasukan musuh diikuti dengan munculnya beberapa robot raksasa yang mulai memberikan laser pada pasukan Harasena. Saat keadaan mulai dirasa kurang untuk menentukan kemenangan para pasukan Harasena akhirnya mulai mengangkat tombak bermata tiga mereka dan maju kedepan untuk menghadapi pasukan Harisena yang melaju dengan kecepatan penuh dengan membawa pedang yang berkilat ditangan mereka. Bentrokan tak terhindarkan lagi, tentara ishana meluncur sembari mengarahkan tombak mereka kedepan saat tentara kalki melaju dengan pedang mereka, keduanya tak lagi memikirkan resiko, saat pasukan Harasena banyak yang tertebas saat itu juga banyak pasukan Harisena yang harus merasakan dadanya dijebol oleh tombak, saat kepala pasukan Harasena harus melayang karena tertebas oleh cakram saat itu pula ada pasukan Harisena yang nyawanya melayang karena jantung mereka ditembus peluru senapan angin. Beberapa pasukan harus merasakan tubuhnya diremukkan oleh gada serta beberapa lagi tak sempat merasakan kematian karena kepalanya hancur terkena laser air, beberapa lagi harus terus maju meski lengannya terlepas satu persatu dan beberapa harus tetap maju meski sudah terkena ratusan tebasan beracun sementara beberapa yang sudah sampai didepan harus siap untuk dihancurkan sampai tak berbentuk lagi, abu mayat melayang dimana-mana dibawa angin yang bertiup kencang diikuti dengan cipratan darah mendidih serta lelehan logam panas yang merenggut nyawa banyak pasukan, hal ini diperparah dengan asap beracun dari ledakan radioaktif yang cukup untuk mengabukan makhluk hidup. Pasukan dari kedua belah pihak sudah tak lagi memikirkan nyawa mereka, mereka sudah larut dalam semangat mereka yang membara dalam pertempuran kini mereka hanyalah para maniak perang yang melaju dengan ganas berusaha membabat pasukan musuh sebanyak mungkin sebelum akhirnya nyawa mereka direnggut oleh Tuhan entah itu karena terkena senjata musuh, terkena dampak benturan, tak sanggup menahan kondisi lingkungan atau bahkan yang mati karena kelelahan, kelaparan dan kehausan karena tak sempat beristirahat.

Saat medan tempur memanas itulah laser elemen debu dari Adam memotong medan tempur dan menghanguskan semua hal yang terkena serangannya. Saat itu juga dari zona inti pertempuran vel milik Lintang memanjang yang mulai menghancurkan formasi tentara yang mendekati pertempurannya dengan Faisal yang mulai membuat mudra dan memperlihatkan beberapa tentara Harisena disana memiliki berkas energinya di zirahnya sehingga Faisal mulai berkelebat dengan sangat cepat keseluruh medan tempur sembari menembakkan peluru cahaya dari jarinya dari arah yang tak dapat diprediksi oleh Lintang. Karena bingung Lintang yang berkali-kali terkena serangan Faisal langsung saja membuat struktur rumah kayu untuk melindungi dirinya dan dia juga meningkatkan fungsi fotosintesis pada rumah kayunya untuk menyerap serangan cahaya dari Faisal.

Begitu kayu itu membentuk bangunan yang kian membesar Lintang segera menggunakan untuk membentuk beberapa meriam untuk menembaki Faisal akan tetapi Faisal merespon dengan melepaskan beberapa belatinya yang membelah meriam itu dan menancap di tiang-tiang gedung kayu itu dan Faisal segera membentuk mudra yang membuat Lintang mulai awas dengan kemunculan Faisal dan mencoba memperkirakan kedatangan lawannya itu akan tetapi Faisal mengirim Endra dan Candro ke sisi Lintang yang saat itu segera menembak keduanya akan tetapi karena keduanya adalah mayat sanjivani maka keduanya segera beregenerasi dan juga membuka kesempatan bagi Faisal untuk menyerang dari depan dengan vinayaka ditangannya yang menghantam Lintang sekaligus membuat Lintang menghantam struktur kayu dibelakang tubuhnya itu serta memberikan kesempatan bagi Endra dan Candro yang baru pulih untuk kembali menyerang Lintang yang saat itu merespon dengan menendang keduanya menjauh lalu saat Lintang kembali bergerak maju tiba-tiba saja sebuah pukulan udara dari samping melubangi kayu itu dan mendorong Lintang menjauh dari jalur serangan Faisal. Saat itu juga tiba-tiba seekor kerbau raksasa membobol ruangan itu bersama dengan Bowo dan merak Lintang yang kembali melindungi tuannya. Beberapa saat kemudian Rasha juga tiba menaiki kucingnya yang memang tumbuh besar secara tidak normal. Saat itu juga ada meriam batu dari atas yang tiba-tiba muncul menembus tubuh Faisal diikuti dengan seekor gajah yang membobol gedung itu sambil membawa Salsa diatasnya yang kemudian meloncat ingin mendaratkan pukulan pada Faisal yang tentu saja menembus sang Mahabali bersamaan dengan menembusnya puing-puing dan serpihan kayu melewati tubuh Faisal. Saat itu dari luar sebuah laser elemen debu ditembakkan oleh Vlad yang semakin menghancurkan struktur bangunan yang terus tumbuh itu sekaligus memanaskan ruangannya, Sukma juga datang bersama serangan itu dan berusaha meninju Lintang yang saat itu berusaha menahan pukulan itu dengan telapak tangannya hanya untuk ditembak dengan panah api oleh Baskara yang menghancurkan gedung kayunya sekaligus melemparkannya dan orang-orang didalamnya keluar kecuali Faisal yang membiarkan semua dampak itu melewati tubuhnya yang saat itu tak tersentuh.

Lihat selengkapnya