Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #52

Commander of God

Benturan antara vel Lintang dan gada Faisal kembali terjadi di hari ke 38 dharmayudha keempat yang menimbulkan gelombang kejut yang seketika menghentakkan garis depan saat keduanya kembali beradu gerakan. Lintang mulai berusaha menebas Faisal yang saat itu menembus serangannya dan mencari celah untuk menghantam Lintang dengan gadanya namun saat gadanya akan mengenai tubuh Lintang saat itu juga Lintang membalik badannya membiarkan gada Faisal mengenai pundaknya namun juga memanjangkan velnya untuk menikam lengan Faisal. Menyaksikan tangannya berdarah Faisal segera mencabut vel dari lengannya dan berpindah ke belakang sembari memulihkan dirinya.

"Dia nampaknya sudah memahami metode untuk menangkal sepi angin tamas guna milikku, aku perlu lebih berhati-hati," pikir Faisal.

"Sepi angin model tamas guna itu cukup merepotkan, agar aku bisa memberikan serangan padanya maka aku juga harus menerima serangan-serangan yang diberikannya padaku, posisiku juga kurang menguntungkan sebagai orang yang harus bereaksi, kalau sampai aku salah bereaksi, dia bisa menghabisiku sebelum aku tumbuh cukup kuat untuk menghabisinya," pikir Lintang sembari memperkuat pertahanannya.

Tak berapa lama kemudian Lintang mengeluarkan bajra miliknya dan segera menyalakannya dengan kekuatan yang tak biasa dan membuatnya sangat terang untuk menyerang semua perwira musuh sembari memberikan komando bagi pasukannya untuk membantunya menyerang kemudian Lintang segera memfokuskan energi listrik bajranya menjadi seperti pedang bilah ganda yang mulai dia gunakan untuk menyerang Faisal dengan memutar-mutarnya dengan sangat cepat. Melihat hal itu Faisal segera berpindah menjauh dan menggunakan lokanetra miliknya untuk meningkatkan jarak pandangannya ke level extrem sebelum akhirnya mulai membidik Lintang dari jarak yang luar biasa jauh.

"Hah!?, apa yang terjadi, apa mungkin dia ingin memanfaatkan peningkatan jangkauan penglihatan yang diberikan lokanetra untuk membidikku, mata pengendali cahaya itu memang agak berbeda," pikir Lintang sebelum akhirnya seberkas cahaya meluncur kearah kepalanya.

Lintang yang merasakan berkas cahaya itu segera menghindari serangan Faisal sembari mencoba menyerang balik dengan tombaknya akan tetapi Lintang segera disadarkan dengan tembakan demi tembakan dari berbagai arah serangan bahwa kecepatan Faisal masih jauh diatasnya. Dengan cekatan Lintang menghindari setiap tembakan Faisal sembari kadang mencoba membelokkannya dengan membuat kaca dan cermin menggunakan elemen tanah sampai akhirnya dia membuat barir cermin sempurna dimana dia bisa melihat keluar tapi orang diluar hanya akan melihat bulatan cermin dihadapan mereka. Faisal yang melihat hal itupun segera meluncur membawa vinayaka miliknya yang menghantam bola kaca pelindung Lintang itu tanpa memperhitungkan kalau dari dalam Lintang sudah membuat murugan listrik yang dialirkan ke bajranya untuk mengimbangi kekuatan serangan Faisal akan tetapi Faisal hanya menembusnya dan memanfaatkan jurusnya untuk menyerang Lintang dari belakang sebelum akhirnya melemparkan belatinya ke segala arah seperti kembang api. Saat itu juga Lintang segera menggerakkan tanah yang ada di dekatnya untuk menjauh darinya, menghindari kemungkinan perpindahan Faisal ke salah satu belatinya yang menancap disana sebelum akhirnya menyemburkan api yang begitu kuat kearah Faisal, memaksanya untuk memakai mode penembus serangannya tapi yang diincar oleh Lintang adalah orang-orang dibelakang Faisal dan puing-puing disekitarnya yang dia panaskan dengan semburan api itu sampai meleleh sebelum akhirnya memasukkan percikan api itu ke chakranya yang mulai memanas seiring dengan jalannya perputarannya. Begitu chakranya cukup panas dia segera meluncurkannya kearah musuh membiarkannya membara memercikkan ratusan lelehan logam panas yang sukses melumat musuh sementara setiap kali chakra itu berputar maka sebagian dari material dan energi yang hilang darinya segera pulih sehingga membuat piringan logam itu menjadi sangat padat nan panas saat mulai untuk mencincang para tentara musuh sekaligus membakarnya menjadi abu. Kesempatan itu segera dimanfaatkan oleh Lintang untuk meluncur bersama meraknya bersama dengan banyak proyektil yang mengikutinya dari belakang. Begitu Lintang menembus tubuh Lintang semua proyektil yang mengikutinya itu menghantam bebatuan disana dan tiba-tiba saja Lintang menyaksikan Faisal membuat tirai pelindung untuk menahan banyak serangan proyektil dari mengenai dirinya.

Lihat selengkapnya