Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #53

Ignite

Garis depan menyala dihari ke 39 dharmayudha keempat. Saat itu Lintang dan Faisal segera memfokuskan kekuatan mereka untuk mengendalikan panas yang menyala disekitar mereka. Tak lama kemudian keduanya menembakkan arus api yang sangat deras dari tangan mereka dan menghantam serangan api yang lain sehingga membuat wilayah itu memanas dengan semakin cepat. Tepat setelah itu Lintang menyatukan api ditangannya dengan murugan listrik sehingga membentuk murugan plasma yang memanas tak terkendali lalu menembakkannya dengan sangat kuat sehingga menimbulkan laser plasma dan peningkatan panas yang mengerikan, bersamaan dengan itu Rasha mulai memutar udara ditangannya dan membentuk kompresi angin untuk selanjutnya dia bentuk sebagai cambuk angin yang digunakannya untuk menusuk tentara musuh yang tidak menyadari serangan itu. Sementara itu Faisal mulai melaju sambil melewati puing-puing sebelum akhirnya mengubahnya menjadi magma yang dia pakai untuk menghujani Lintang dengan meteor sebelum akhirnya menyemburkan uap panas yang seketika membuat pandangan kabur dan kesulitan bernapas, untuk mengimbangi hal itu Lintang segera membentuk banyak sekali pepohonan dan melepaskan bhutaraj miliknya hanya untuk menyejukkan udara sebelum akhirnya menggabungkan elemen kayunya dengan listrik dan membuat elemen sel yang segera dia tanam untuk menetralisir pemanasan diudara sebelum akhirnya mengubah fungsi elemen selnya untuk meningkatkan energinya dan pada akhirnya dia gunakan untuk mentenagai rentetan tembakan api miliknya.

"Rasha!!, nona Salsa, tolong pakai elemen kalian untuk memperbesar bara api disini," teriak Lintang.

"Hah!, apa maksudnya, mungkinkah dia ingin membumihanguskan wilayah ini bersama dirinya," pikir Salsa sebelum akhirnya memfokuskan elemen tanahnya untuk membuat dan mengendalikan batu bara.

Sementara itu Rasha segera memfokuskan udaranya untuk membentuk udara murni yang segera dia tembakkan sekuat tenaga kearah musuh dibarengi dengan efek pembakaran yang sukses memperkuat elemen angin miliknya itu. Saat itu juga Lintang memfokuskan kendalinya atas magma disana dan membuat ratusan tinju magma yang jatuh bagai meteor.

"Dia berniat membunuhku dengan memanfaatkan adaptasi dari jeevanetra miliknya, dengan keadaan seperti ini cepat atau lambat dia akan memaksaku untuk bertarung tanpa sepi angin tamasik milikku tapi seharusnya hal ini justru membatasi pergerakan rekannya, dalam hal itu aku mungkin akan lebih diuntungkan, para perwira yang ada disisiku rata-rata adalah perwira sanjivani, aku bisa memanfaatkannya," pikir Faisal.

Tanpa menungu waktu lama Faisal segera menggunakan atmasena yang meluncur ke segala arah lalu tubuh aslinya membuat vinayaka angin berukuran besar yang segera dia tembakkan kearah Lintang yang saat itu mencoba mengimbangi kekuatan serang Faisal dengan membuat murugan plasma dikedua tangannya yang dia arahkan kedepan untuk menimbulkan benturan dahsyat dengan vinayaka angin Faisal. Saat itu juga dengan cepat kuda perang Faisal muncul dan mulai berlari menabrakkan diri pada Lintang akan tetapi paravani segera membuat perisai dengan bulu ekornya.

Lihat selengkapnya