Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #59

Demon King

Pertarungan kembali berlanjut. Lintang dan Faisal kembali mengadu kekuatan mereka. Saat itu Lintang kembali terlibat baku hantam dengan Faisal yang saat itu kembali sulit untuk ditangkap. Serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Lintang ditembus oleh tubuh Faisal yang saat itu juga dengan cepat mencoba menyerang titik vital Lintang menggunakan beberapa tembakan vinayaka mini kepada Lintang. Menyaksikan hal itu Lintang segera menahan serangan tadi menggunakan naga kayunya diikuti dengan membuat beberapa klon sel akan tetapi Faisal juga membuat beberapa atmasena yang menembus jurus Lintang untuk akhirnya mendaratkan beberapa tinju ke tubuh asli Lintang yang terdorong cukup jauh karenanya. Hal ini segera dilanjutkan Faisal dengan menembakkan beberapa laser ke tubuh Lintang yang saat itu segera dilindungi oleh para atmasenanya yang segera mengeraskan sel tubuh mereka.

"Kayaknya dia sudah mulai lebih serius, Mahabali Faisal, sang Ashurapati, salah satu manusia paling berpengaruh sepanjang masa dan juga manusia paling cepat yang tercatat dalam sejarah, jurus sepi anginnya itu juga dipoles olehnya dengan sangat rapi, tapi selalu ada cara untuk mengalahkannya, fakta bahwa Ihsan berhasil memberikannya perintah adalah bukti bahwa dia bisa dikalahkan, tapi bagaimana cara Ihsan mengalahkannya," pikir Lintang.

Saat itu Lintang kembali maju untuk beradu pukul dengan Faisal akan tetapi Faisal tidak mau mengambil resiko, dia menggunakan tenaga tantranya untuk menggunakan berbagai proyeksi energi untuk memojokkan Lintang tapi Lintang tak datang untuk bunuh diri, dia langsung saja melepaskan beberapa serangan selnya untuk membentuk naga raksasa yang dia gunakan untuk memojokkan Faisal namun tak berapa lama kemudian uchaishrava dipanggil kembali oleh Faisal untuk melesat menjauh dengan ledakan energinya yang mengerikan sekaligus menghilang sepenuhnya dari pandangan Lintang.

"Sial aku merasa ada yang salah dengan ini," pikir Lintang sembari membuat beberapa atmasena.

Tak lama kemudian sebuah pancaran cahaya yang sangat terang terlihat di langit. Lintang yang menyaksikan hal itu segera membuat murugan terkuat yang bisa dia pakai dengan mengkonsentrasikan energinya untuk membuat murugan dari awan dan mengisi dayanya sekuat mungkin dan kemudian segera menyatukan kedua tangannya untuk menembakkan serangan itu akan tetapi saat cahaya terang itu turun sebuah vinayaka berelemen luruh berukuran selayaknya meluncur dengan kecepatan tinggi kearahnya dan dengan itu tanpa keraguan sedikitpun Lintang menembakkan murugan awan miliknya sekuat tenaga sehingga timbul dentuman keras di langit bersamaan dengan cahaya yang membutakan dan panas serta tekanan udara yang membuat banyak tentara lenyap tanpa sisa karenanya. Sementara itu Lintang yang berada di tengah dampak ledakan dipaksa menahan semua hal itu sehingga tangannya terbakar dan tubuhnya tercabik-cabik serta fungsi pancaindranya yang terganggu.

"Serangan macam apa itu, apakah dia sudah bertransformasi ke wujud yang lebih tinggi, orang ini memang kuat seperti yang diceritakan oleh ayah," pikir Lintang sembari memulihkan diri.

"Tapi aku, aku akan menang," teriak Lintang.

Teriakan keras Lintang menggema di angkasa bersamaan dengan derasnya energi kuning keemasan yang memenuhi medan tempur.

Lihat selengkapnya