Dharmayudha telah memasuki hari ke-45. Saat itu dentuman demi dentuman keras menggema diseluruh medan tempur diikuti dengan badai, panas, hujan dan petir yang disebabkan pertarungan Lintang dan Faisal yang semakin lama semakin intens. Mata keduanya saling bertatapan dengan warna yang kontras saat Lintang melaju kedepan dan Faisal segera melemparkan ribuan belatinya ke angkasa dan mulai berpindah-pindah dengan cepat untuk membingungkan pandangan Lintang lalu dengan cepat Faisal menukar tempatnya dengan merak Lintang untuk menancapkan beberapa belatinya ke dada sang dewa perang sebelum akhirnya memindahkan jalur uchaishrava tepat kearah belati itu. Lintang tak tinggal diam melihat hal itu, dia langsung menggunakan velnya untuk menyerang balik uchaishrava tapi tepat saat velnya akan mengenai kuda itu Faisal menukarnya dengan tubuhnya yang seketika langsung menembus serangan Lintang sementara dari belakang uchaishrava menerjang Lintang dengan kecepatan penuh mendorong Lintang dengan sangat jauh menabrak bebatuan.
"Mulyono!!," seru Lintang memanggil meraknya.
Merak itu segera datang dengan dengan cepat untuk ditunggangi Lintang yang saat itu berdiri tegak diatasnya saat meraknya itu meluncur dengan kecepatan luar biasa menerobos puluhan roket dan bom dengan bulu bajanya dan regenerasi yang sangat cepat. Saat itu Lintang membidik Faisal dengan velnya yang diisinya dengan murugan api. Saat itu Faisal juga melemparkan vinayaka air untuk memadamkan bara mematikan dari murugan api Lintang, sayangnya Lintang menerobos serangan itu dengan mudah.
"Nampaknya senjata itu memiliki kemampuan untuk merusak fungsi energi pada apapun yang dihantamnya asalkan jumlah energinya sepadan, apalagi amplifikasi output yang diberikan senjata itu juga sangat bagus, dia pasti sangat sering menggunakannya sehingga properti senjata itu jadi sangat bagus," pikir Faisal saat Lintang menembus badannya.
Tepat setelah itu Faisal mulai menggunakan atmasena miliknya dan mulai berpindah-pindah dengan cepat untuk membingungkan Lintang saat tubuhnya yang asli berpindah menuju dimensinya lalu muncul didepan Lintang untuk menghantamnya dengan gadanya akan tetapi Lintang segera berdiri lagi dan melayangkan tinjunya kearah Faisal yang saat itu kembali menghindari serangan Lintang untuk melayangkan beberapa lagi pukulan gada yang segera menjatuhkan Lintang dari meraknya yang saat itu juga membara saat Lintang tak berdiri di atasnya untuk mengusir Faisal. Tak berapa lama kemudian Lintang kembali kini dengan pedangnya yang dimainkan dengan cepat bersama dengan bajranya untuk membingungkan Faisal yang saat itu dipaksa untuk menembus berbagai serangan Lintang namun Faisal tak hanya menghindar, dia menyiapkan belatinya yang dia isi dengan agneyastra untuk menyerang Lintang yang dengan cepat menebas belati Faisal dengan velnya yang masih membara. Untuk itu Faisal segera merangsek kedepan untuk menyerang Lintang namun tiba-tiba chakra Lintang kembali dan membuat Faisal kembali menembus Lintang. Tak lama kemudian Lintang kembali menyalakan murugan api di velnya dan seketika itu juga membuat atmosfer memuai sebelum akhirnya mengeluarkan beberapa bakteri ekstrem dengan bhutaraj miliknya bersama air yang segera menguap dan menciptakan lingkungan ideal untuk bakterinya tumbuh. Untuk merespon serangan itu Faisal segera menyemburkan elemen es kearah Lintang sembari berpindah menjauh.
"Serangan-serangan anehnya untuk memanipulasi lingkungan itu akan berbahaya kalau tubuhku terpapar terlalu lama, aku tak bisa terus-menerus menembus serangan, durasinya hanya lima menit, setelah itu tubuhku akan memadat dan bisa diserang selama satu menit, kurasa dari posisi ini akan aman," pikir Faisal.