Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #70

Danger

Sore hari setelah garis depan dikuasai pasukan Harisena.

"Ibu?, ayah?, kalian tak apa," tanya seorang anak perempuan yang nampak kelelahan.

"Fira, kau tak perlu terlalu memaksakan diri, kenapa tak menyerahkan urusan keamanan pada para tentara yang memang ditugasi menjaga istana," ucap sang ibunda.

"Para tentara sudah berusaha sebaik mungkin Nita, kita memang kekurangan personel," ucap sang ayah yang juga terlihat kelelahan.

"Kau habis ngapain ayah," tanya anak perempuan bernama Fira tadi.

"Masmu yang menempatkan kita disini untuk mengamankan kita tapi kita juga harus bertanggungjawab dengan menjaganya," ucap sang ayah.

"Hh tapi disini kita malah terus dihadapkan dengan bahaya, mas Ihsan itu gimana sih," gumam Fira.

"Kondisi sedang perang nak, semua tempat memang semakin berbahaya, kalau kita tidak dipindahkan kesini mungkin akan lebih berbahaya, kau anggap saja ini latihan nak," balas sang ayah.

"Iya ayah, hmm semoga perang ini segera usai," ucap Fira.

"Aamiin," sahut ayah dan ibunya.

Hari ke-51 dharmayudha keempat, tengah malam.

"Ayah sudah dikalahkan, ibu," ucap Alan pada ibundanya.

"Ya, ibu juga sudah tau," ucap Rina.

"Kalau kita ingin berkumpul lagi maka kita haruslah menang," ucap Alan.

"Mulai sekarang kita harus lebih solid lagi, kita sudah banyak tertinggal," ucap Rina sembari menatap serdadu Alan.

Sementara itu di garis depan.

"Lapor wahai Narayana, garis depan sudah kami kuasai, apa perintahmu sekarang," ucap Lintang lewat gawainya.

"Laporan diterima wahai Devasenapati, untuk sekarang kau arahkan pasukan, kami akan mengirimkan beberapa unit tempur kami kearahmu, tolong sebarkanlah, apakah bisa dimengerti," balas Alim.

"Bisa dimengerti wahai Narayana," balas Lintang sembari menutup gawainya.

Lihat selengkapnya