Dharmayudha keempat hari ke-72. Duel Steve dan Alan kembali berlanjut dengan mendaratnya pukulan keras Alan ke perut Steve yang membuat mata Steve memutih dan mulutnya memuntahkan darah saat kemudian tubuhnya terdorong jauh menghantam batuan. Menyaksikan hal itu Irham juga turut menyerang menggunakan golem kayunya untuk melemparkan Steve keatas dimana saat itu Alan segera menyambut dengan menendang Steve kembali ketanah, serangan dilanjutkan oleh Ardian dengan sebuah tembakan meriam angin yang juga diisi oleh beberapa tembakan api oleh Kurnia.
"Separah apa sebenarnya pergolakan emosinya sampai dia, seorang mahamaharathi bisa tergores dengan serangan atimaharathi, kukira itu hanya akan mengacaukan samadhiyogi miliknya, ah tidak penting, fokusku sekarang adalah menghabisinya," pikir Alan.
Sementara itu Steve bersusah payah berdiri dengan darah yang masih tersisa mulutnya dan juga air mata yang mengalir dengan jelas dari matanya dan mengaburkan pandangannya namun tetap saja, dia segera memasang kuda-kuda dan mengangkat kedua tangannya.
"Kenapa, kenapa aku harus diikat tanggungjawab begini, kenapa aku harus melawanmu Ihsan, kenapa takhta memecah persaudaraan kita padahal dahulu diruangan kecil dibawah lantai mushola kita bisa tertawa bersama, belajar menjadi manusia yang berguna, aku tidak paham kenapa harta bisa meredam tawa kita, aku masih tidak paham kenapa takhta bisa memotong kebersamaan kita. Apa yang salah dengan semua ini, bukannya seharusnya dengan harta maka makin banyak orang yang bisa kami buat bahagia lalu kenapa harus ditukar dengan tawa kami. Bukannya seharusnya dengan takhta kami bisa menyatukan banyak orang, tapi kenapa dengan itu aku malah jauh dengan orang-orang yang kusayangi. Apa yang sebenarnya salah dalam tindakanku oh Tuhan, apa yang salah dari pola pikirku, apa yang salah dari diriku. Daku belum paham dengan rencana-Mu wahai yang maha pengasih dan maha penyayang maka tolong terangkanlah hatiku untuk memahami ujianmu ini," pikir Steve sembari beradu serangan dengan musuh.
Pukulan demi pukulan yang dilancarkan Steve beradu dengan pukulan dan tangkisan dari Alan. Kepalan tangan Steve mulai terluka saat diadu dengan kepalan tinju Alan yang jauh lebih keras nan tajam yang seolah membuat wajah Steve meringis kesakitan namun semua air mata dan rasa sakit itu berasal jauh dari dalam hatinya dan membuat gusar keyakinannya dan merusak gaya bertarungnya yang pada akhirnya membuatnya terkena banyak serangan di sekujur tubuhnya.
"Boon anantaraga membuatnya bisa bertempur jauh lebih baik seiring dengan serangan yang diterimanya, mungkin karena itu dia menahan banyak seranganku tapi kalau dia tak bisa bergerak maka pemulihan selnya takkan berjalan seefektif itu, agak sedikit berbeda dengan maharaga milikku yang justru harus meminimalisir luka agar berjalan secara efektif meski aktivasinya tetap perpindahan sejumlah sel tubuh," pikir Alan sambil terus membombardir Steve dengan tinjunya.
Saat itu juga Alan segera membentuk murugan ditangannya dalam bentuk pedang dan memberikan tusukan pada dada Steve yang mengarah ke jantungnya, untungnya Steve masih bisa menghindar dan membuat serangan itu melubangi perutnya. Rona darah segera mewarnai mata Steve saat Steve mencoba menyerang balik dengan menghantam punggung Alan dengan kedua tangannya. Hal itu segera membuat Alan terjerembab ketanag sebelum Steve akhirnya mengubahnya menjadi pasir dan melempar Alan menjauh dengan pasir itu.
"Poornamanasa membuat aliran sinyal di seluruh tubuh penggunanya jadi lebih kompleks yang berujung pada peningkatan insting dan refleks tubuh penggunanya dan membuatnya bisa merespon serangan musuh bahkan tanpa sadar, harusnya aku memahami dengan jelas hal itu, kan aku juga punya," pikir Alan.