...
Dua tahun silam.
"Steve?, gimana kabar adikmu itu, katanya dia ditawari posisi menjadi salah satu rshi," tanya Zahra
"Dia menolak lagi Zahra," ucap Steve sembari bermain.
"Kalau saja dia mau, pasti dia bisa membantu kita, situasi kita disini terus memburuk, bagaimana kalau perang sipil sampai pecah," tanya Iqbal sambil bermain bersama Steve.
"Kalau kalian tau begitu kenapa kalian masih bermain-main," tanya Zahra.
"Hehe, main sebentar aja Zahra, kita baru saja selesai mengurus putaran dagang disekitar wilayah pinggiran negeri kita, kenapa kau panik sekali," tanya Steve.
"Entahlah Steve, aku merasa ada yang mengganjal dihatiku, kapan vimana ini akan sampai di rumahku," tanya Zahra.
"Sebentar lagi kita sampai, tenanglah dulu," ucap Steve.
Tak lama kemudian vimana itu akhirnya sampai di tempat Zahra tinggal, saat itu Steve membantu mengangkat barang-barang Zahra dan memasuki pekarangan rumah Zahra dimana kedua orangtuanya menunggu.
"Nak Steve, gimana kabarmu," ucap ibunda Zahra.
"Sehat bu, gimana kabar kalian ayah, ibu," balas Steve.
"Baik kok," jawab ibunda Zahra.
"Baik nak, oiya apa kau mau tinggal dulu sebentar, ada makanan, ajak juga temanmu itu," ucap ayahanda Zahra.
"Walah, ibu udah siapin makan dirumah, maaf ayah, ibu, mungkin lain kali," ucap Steve.
"Eh nak Steve, ini buat ibumu," ucap ibunda Zahra sembari memberikan sebuah anting-anting.