Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #88

Ganesha

Hari ke-82 dharmayudha keempat. Steve akhirnya membuka matanya yang memperlihatkan sebuah pola roda dharma bersamaan dengan pikirannya yang sudah mulai tenang.

"Delapan langkah Dharma, pandangan menyeluruh, prasangka baik, berkata seperlunya, tindakan bermanfaat, hidup teratur, menjaga kesucian, berpikir jernih dan selalu mengingat Tuhan, itulah jalan untuk menuju kebenaran, jalan bagi seorang bhakta untuk menjalankan dharma, barangsiapa yang menjalankannya maka dia akan mendapatkan kasih sayang Tuhan yang kekal," pikir Steve sembari melihat Alan.

"Grrrh, dharmanetra ya, mata yang merepotkan, peningkatan kepekaan, peningkatan insting, peningkatan kecepatan aktivasi mantra, peningkatan output energi, peningkatan aktivitas sel, peningkatan akurasi serangan, peningkatan daya pikir dan juga peningkatan pertumbuhan dan pemulihan energi, bagaimana cara dia akan memakainya, kemampuan bhaktanetra juga masih bisa diakses dengan dharmanetra, ah merepotkan sekali, apalagi saat ini mantra bodoh ini masih sangat sukar untuk dikuasai," pikir Alan.

Saat itu juga sebuah serangan akar pohon dari Irham melesat kearah Steve yang saat itu terlihat menghindarinya dengan sangat mudah sebelum akhirnya menyentuh akar pohon itu yang membuat akar pohon itu mengembang tak karuan.

"Jangan serang dia sembarangan, kalian bisa mati," teriak Alan.

Saat itu Alan segera memperpanjang tubuhnya bermaksud untuk menyerang Steve yang saat itu bermanuver mundur dengan sangat cepat. Tepat setelah mundur, Steve segera melayang tinggi membawa serta bongkahan-bongkahan batu yang melayang akibat manipulasi gravitasi yang dilakukannya lalu dalam satu jentikan jari Steve memusnahkan semua batuan yang diangkatnya bersama dengan sebagian tangannya serta salah satu matanya.

"Huh!?, apa yang coba dia lakukan sekarang," pikir Alan.

Namun tiba-tiba tanpa sebuah aba-aba, Steve mengaktivasi kemampuan duplikasi miliknya dan melepaskan hujan bongkahan batu dari angkasa bersamaan dengan pulihnya seluruh bagian tubuhnya yang bahkan terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Dunia ini sungguh luar biasa, akhirnya aku bisa melihatnya dengan jelas, semua ciptaan Tuhan yang sangat sempurna, sungguh beruntung aku menjadi salah satunya, aku merasa bebas," pikir Steve yang masih melayang-layang di angkasa.

Lihat selengkapnya