Hari ke-87 dharmayudha keempat. Pertarungan antara Steve dan Alan baru saja selesai, menyisakan Steve yang masih berdiri dan Alan yang membeku. Saat itu tanpa pikir panjang Steve segera menyegel Alan dalam sebuah kotak kecil lalu membuat sebuah robot untuk mengirimnya kepada Alim sebelum akhirnya mematikan wujud vakratunda dan kembali ke wujud dasarnya. Saat itulah Steve terjatuh berlutut di tengah medan tempur akibat lelah yang menumpuk ditubuhnya selama berhari-hari serta rasa sakit yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya akibat pemakaian transformasi, asap mulai keluar dari seluruh rongga tubuhnya dan darah mulai merembes keluar dari tubuhnya akibat berhari-hari memacu batas kekuatannya, sinar dharmanetra menghilang dari matanya berganti dengan rona biru matanya.
"Haaah, haaah, grrrrh, aku perlu menyempurnakan mode vakratunda ini, efek sampingnya terlalu menyakitkan," pikir Steve.
Saat itu juga Steve berusaha memfokuskan diri untuk menstabilkan kembali tubuhnya sambil berusaha berdiri meski tertatih-tatih. Tak lama dia berhasil berdiri meski masih sempoyongan namun tidak lama setelah dia berdiri sesuatu meluncur menembus jantungnya. Seketika itu juga darah mengalir didada dan mulut Steve yang masih terdiam tak mengerti dengan apa yang terjadi saat dia berusaha menoleh ke belakang menyaksikan seorang lelaki berkulit sawo matang dengan moksanetra menyala dan sebuah senapan runduk ditangannya.
"Rio?," gumam Steve saat tubuhnya perlahan jatuh kembali berlutut ditanah.
"Hah!?, dia masih bisa bertahan hidup setelah vasavisakti menembus jantungnya, harusnya aku juga menyiapkan pashupatastra untuk membunuhnya, grrrh tapi akurasiku masih bodong dan dia mungkin akan lebih mudah menyadari pashupatastra milikku yang berisik karena inkantasinya belum sempurna, kurasa vasavisakti yang senyap memang opsinya, tinggal melumpuhkannya lebih jauh," pikir Rio sembari mengisi amunisi senapan runduk miliknya.
Saat itu juga beberapa amunisi ditembakkan Rio ketubuh Steve, satu bersarang di dadanya, satu lagi menembus perutnya, satu merobek tangannya, satu tembakan juga mengenai kakinya dan akhirnya kepalanya juga tertembus. Tubuh Steve terkoyak, tangannya tercabik, kakinya lumpuh dan otaknya juga ditembus peluru yang melewati mata kirinya.