Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #107

Yusuf

"Repot juga kalau dia punya pancasonya, kayaknya versinya juga lengkap, gimana cara mengatasinya, lima lapisan pelindung diri, ah mungkin aku perlu mikir cara nembus perisai dimensinya ini dulu sebelum mikir yang lain," pikir Yusuf sembari bermanuver kebelakang.

Saat itu juga Bhatara membidik Yusuf yang menjauh dan menembakkan beberapa garudastra pada Yusuf sembari juga mulai menggerakkan chakranya. Sementara itu Yusuf mulai bergerak lebih cepat untuk menghindari setiap serangan Bhatara namun Bhatara segera menggunakan atmasena untuk melaju menggempur Yusuf sementara dirinya sendiri masih membidik Yusuf menggunakan kodanda miliknya. Saat itu Yusuf hanya mencoba menghindari setiap serangan Bhatara sambil memikirkan metode serangan balik yang pas. Tak lama kemudian dia mengeluarkan lagi gandiwa miliknya dan mencoba menembakkan beberapa anak panah meski dengan mudah ditembus misil kodanda dan kemudian berhasil merobek zirahnya meski Yusuf masih bisa dengan cepat memperbaikinya sambil mempercepat fungsi manuvernya. Hal ini juga dilakukan Yusuf sembari membuat beberapa proyektil udara dengan nanoteknologi miliknya untuk menyerang balik Bhatara namun benar saja Bhatara kembali menembus setiap serangannya dan hal ini berlangsung hingga larut malam.

"Gimana ini, hari akan berganti dan aku masih belum menemukan cara untuk menembus semua lapisan pertahanannya ditambah lagi dengan kekuatan serangannya yang seganas ini, aku perlu memikirkan apa saja yang dia punya. Pertama, pancasonya, teknik pertahanan absolut dengan lima cabang pertahanan yang dia miliki secara lengkap, ada dinding dimensi ruang yang membuatnya memiliki perisai ruang tiap sebagian jarak dari perisai sebelumnya ketubuhnya, ada lapisan organ yang sangat tangguh dan elastis, lapisan dinding sel yang sangat kuat, lalu ada kesadaran seluler yang membuatnya bisa mengaktifkan regenerasi dari setitik darah serta kemampuan untuk mengubah fasa tubuhnya, hhh itu baru pancasonya lho, masih ada bajrangga kavacha dan faktor regenerasi dari ashura, ahh kalau baru dinding ruang aku masih bisa tebasan pembelah dimensi, masalahnya setelah itu ada banyak faktor lain itu lho, gimana caranya ya. Hmm berpikirlah Yusuf, ingat orang ini pernah mati terbunuh di medan tempur, ada alasan kenapa dia bisa terbunuh, tapi gimana ya," pikir Yusuf sembari terus bermanuver melingkari medan tempur.

Sementara itu dihadapan Yusuf ada segerombolan Bhatara yang hampir abadi. Yusuf yang saat itu sendirian dan masih bersimbah darah kembali menyeringai ganas seolah mengerti apa yang terjadi.

"Aku tak mengerti cara melawanmu dan ajian anehmu itu tapi lihatlah Maharsi Bhataramuni, saksikanlah setiap ciptaanku ini," pekik Yusuf sembari mulai menyalakan tangannya.

"Kau bisa bergabung dengan kami nak, tekadmu untuk terus berkarya itu akan membawa Dunia pada kemajuan," ucap Bhatara.

"Ngomong opo koe!?, aku cuma mengobarkan semangatku lagi, aku tau mengalahkanmu itu sangat sulit tapi itu bukannya tidak mungkin, buktinya kau pernah mati. Akulah Brahma yang bertekad untuk terus berkarya, kalau tak ada cara untuk mengalahkanmu akan ku bangun jalan itu dengan tanganku sendiri, aku tak tau apakah jalan itu bisa mencapai tujuannya tapi setidaknya aku punya tujuan dan akan membangun jalannya, orang yang menyelesaikannya tak harus aku. Dunia ini tak perlu percaya, hanya perlu melihat hasilnya," seru Yusuf.

"Bahkan meski kau tau tak ada cara untuk menang melawanku!!!, dengarkan perkataanku, yang membawa perubahan paling besar pada Dunia saat ini bukan dirimu Brahma tapi Shiva seorang, ikutilah dia nak, seperti apa yang kulakukan sekarang," ucap Bhatara.

"Menengo mbah wek!!!. Namaste O swayambuva devanam, aalasyat maam munchatu, premna ch maam jagruyatu, anen sah anahata caturthadvaram udghatayatu," teriak Yusuf sambil melepaskan luapan energinya yang semakin padat.

Hari telah berganti dan pertempuran terus berlanjut, dimulai dengan ledakan keras yang menggetarkan medan tempur yang membuat orang-orang mulai melirik pertempuran Yusuf dan Bhatara. Saat itu Yusuf dan Bhatara mulai kembali mengadu kekuatan mereka, Yusuf mengeluarkan beberapa tebasan dimensi yang berhasil membelah Bhatara tapi Bhatara justru menggunakannya untuk membelah diri dan memaksa Yusuf untuk membuat pasukan atmasena untuk mengimbangi jumlah Bhatara melanjutkan pertempuran meski terlihat mustahil.

"Hhh menyebalkan sekali saat kedua anak ini bertengkar, kuharap setelah perang ini berakhir mereka bisa akur, dasar kalian Ihsan, Alim, padahal dharmayudha ini bisa selesai kalau kalian berdamai, tapi mungkin gak semudah itu," pikir Yusuf dengan senyum kecilnya.

...

3 tahun silam.

Lihat selengkapnya