Hari ke-108 dharmayudha keempat. Bhatara segera menghantam tanah melepaskan energi samsaranetra miliknya untuk mengaktivasi tiryaka. Saat itu juga tiba-tiba medan tempur kembali bergemuruh saat Bhatara mulai membuat mudra dan binatang-binatang aneh mulai bermunculan dari dalam tanah untuk menyerang Yusuf termasuk diantaranya dua ekor burung raksasa, satunya dengan bulu membara menatap Yusuf dengan mata tajamnya dan satunya dengan badan besar mulai mengejar Yusuf sambil menebar racun disekitar tubuhnya.
"Aihhh, jatayu si burung kondor raksasa dan sempati si burung hering api, ini akan merepotkan, mereka nampaknya juga sudah dipengaruhi tiryaka mantra seperti yang dipakai Alim, jadi ukuran mereka akan jauh lebih besar dari normalnya dan juga punya regenerasi, apalah orang ini," pikir Yusuf sambil meninju kedua burung itu sampai hancur dengan elemen getar.
Kedua burung itu segera bangkit lagi dan menyerang Yusuf namun mata Yusuf tak fokus pada mereka melainkan Bhatara yang terlihat terhempas karena elemen getar.
"Hah!?, apa dia terkena efek vibrasi, kurasa perlu kucoba sekali lagi," pikir Yusuf sambil mencengkeram leher kedua burung malang itu.
Tak lama kemudian Yusuf melempar kedua burung itu kearah Bhatara sambil mengumpulkan energinya untuk menembakkan elemen getarnya untuk menghancurkan kedua burung itu sekali lagi yang juga mengenai Bhatara.
"Hohoo, benar juga, aku bisa mengenainya dengan elemen getarku yang mentargetkan dimensi ruang itu sendiri, aku lupa mematikan fungsi penargetan dimensi ruang dengan elemen anginku dan tak sengaja mencampurnya dengan elemen petir untuk menimbulkan efek getar, kalau begitu aku juga bisa memakai semua turunan elemen angin milikku untuk menembus perisainya asalkan fungsi penargetannya tak kuubah, hmm kalau regenerasinya mungkin bisa dibakar saja," pikir Yusuf sembari membuat elemen termal ditangannya.
Tak lama kemudian ditembakkan elemen termal itu dari tangan Yusuf yang direspon Bhatara menggunakan avatarnya namun panas dari elemen termal masih meremukkan avatar Bhatara dan melemparkan sang pejuang agung itu.
"Kelihatannya memang agak lebih efektif, mungkin aku perlu menambah kekuatannya," pikir Yusuf sembari menyengat elemen termal ditangannya dengan listrik.
"Anak ini, dia menghancurkan pancasonya!?, bukannya Kusuma harus menyerapnya lebih dulu, seperti inikah kekuatan Brahma!?, aku perlu menggunakannya, iswaranetra," pikir Bhatara saat menyaksikan elemen luruh ditangan Yusuf.
"Panik juga kau akhirnya orang tua, keluarkan lebih banyak lagi kemampuanmu, aku siap menghadapinya," teriak Yusuf sambil melemparkan tinju luruhnya.
Saat itulah sebuah tembakan gelombang elektromagnetik membakar medan tempur bersamaan dengan mata Bhatara memerah dan avatarnya yang mulai aktif, untuk menahan hempasan serangan Yusuf yang meluluhlantakkan medan tempur dan mendorong Bhatara keluar dari orbit.