Dharmayudha keempat, hari ke-109 telah dimulai dengan tembakan elemen debu dari Yusuf yang diikuti oleh beberapa dentuman bazoka dari Sekar. Sementara itu Nara melepaskan ribuan anak panah untuk menyerang balik dan membiarkan tubuhnya yang merupakan mayat sanjivani terdampak serangan sebelum meledak diudara. Hal ini juga digunakan untuk mengukur waktu bagi Reva untuk melakukan sesuatu pada Bhatara.
"Selama seratus tahun aku sudah menyempurnakan jurus ini agar bisa kau gunakan sebagai shakti dari kekuatan kartikeya dimata kirimu, dengan ini setiap nyawa yang tercabut di planet tempatmu berdiri akan mempercepat manifestasi astramu," ucap Reva sembari memegang pundak Bhatara.
"Mempercepat manifestasi astra ya, pantas saja kekuatanku naik secepat ini, oiya kau persiapkan juga vinayaki," ucap Bhatara yang kemudian merapalkan mantra varunastra.
"Dia memakai kekuatan devasena pada tuan Bhataramuni!?, ini bencana, Yusuf!!, menghindarlah!!," teriak Sekar.
Namun Yusuf yang terlarut dalam adrenalin menyalakan agneyastra untuk membakar varunastra dari Bhatara namun begitu keduanya terlepas agneyastra milik Yusuf segera dilahap air yang tercipta dari ledakan varunastra Bhatara dan sekaligus menghempaskan Yusuf menjauh karena tekanan uap dan banjir bandang yang tiba-tiba muncul. Saat itulah Reva turun ke banjir itu dan mencelupkan tangannya seraya mulai mengeluarkan setoples pisang yang segera dia celupkan kedalam air seraya melepaskan kekuatan vinayaki yang mengaktivasi seluruh sel dalam pisang itu dan membuatnya tumbuh menembus awan dengan bermandikan energi alam. Pemandangan itu segera membuat Yusuf dan Gibran awas dengan pohon pisang raksasa itu dimana Sekar langsung mengetahui apa yang terjadi dan bergegas memanaskan pedangnya untuk mencoba menebas pohon pisang raksasa itu namun Reva menahannya dengan pedangnya sendiri sebelum menembakkan beberapa anak panah pada Sekar yang saat itu juga menahannya dengan membuat perisai dari zirahnya sebelum menghantam Reva dengannya dan mulai menghajarnya.
"Kakak, kola bou sudah aktif, apa yang ingin kau lakukan sekarang," tanya Nara sambil membawa pisang dari pohon raksasa itu.
"Makanlah dulu, ini akan menghubungkan laju penambahan kekuatan kita," ucap Bhatara.