Raamaaya Raamabhadraaya Raamachandraaya Vedasey
Raghunaathaaya Naathaaya Seethaayaah Pathaye Namaha.
Mantra terdengar dari Bhatara ke telinga Yusuf saat tubuh lawannya itu mulai berubah menjadi lebih atletis dengan pancaran energi yang sangat tenang.
"Hmm ini unik, agak beda dari sebelumnya yang kelihatan sangar, yang ini kelihatannya akan jauh lebih cepat dan lincah, kukira itu pilihan terbaik baginya mengingat fokus dari Rama mantra adalah menggerakkan sejumlah energinya dalam jarak tempuh tertentu untuk mendapatkan peningkatan fisik, ah ini akan agak merepotkan, pengalamannya dan penggunaan astranya itu akan menjadi modal yang sangat besar," pikir Yusuf sambil mulai mempersiapkan dirinya.
Saat sedang termenung itulah tiba-tiba anak panah terlepas dari busur kodanda dan menggores pipi Yusuf yang hanya bisa menghindar disaat-saat terakhir. Merasakan darah mengalir dipipinya Yusuf segera meningkatkan fokusnya dan mulai balik menyerang Bhatara namun sayangnya saat itu Bhatara juga mulai melepaskan ratusan binatang buas dengan samsaranetra miliknya sambil juga mulai membelah dirinya sendiri menjadi ribuan tubuh dengan bentuk yang berbeda-beda dan membuat Yusuf kewalahan bukan hanya karena jumlah tapi juga pola pertarungan yang beragam serta fakta bahwa setiap pembelahan Bhatara ini memiliki pancasonya yang sangat membatasi opsi serangan Yusuf yang akhirnya memaksa Yusuf untuk mundur kemudian membentuk beberapa atmasena sebelum menembakkan beberapa vidhata selestial berantai. Hal ini segera direspon oleh Bhatara dengan menggunakan beberapa tembakan raghavastra tepat kearah tembakan Yusuf untuk menimbulkan efek dinding proteksi sebelum akhirnya mengeluarkan bhargavastra untuk menembakkan ratusan anak panah kearah Yusuf yang saat itu mencoba menahan menggunakan perisai yang dia buat tapi hal ini jugalah yang dimanfaatkan Bhatara untuk mengincar titik buta Yusuf dengan beberapa tembakan panah berlapis murugan petir kearahnya. Yusuf yang sempat melihat arah serangan Bhatara segera mencoba menghindari serangan itu meski beberapa masih mengenai dirinya sebelum akhirnya Gibran kembali datang memindahkan lokasi Yusuf kearah kencananya. Sementara itu Bhatara yang saat itu juga sudah ada diatas keretanya terus meningkatkan kecepatan pengejaran sambil menembaki Yusuf dari kejauhan.
"Oi Yusuf, kau gak mau buka gerbang ketujuh bro," tanya Gibran.
"Tenanglah, aku dengar dia masih punya satu mantra lagi, maharudra mantranam, yang itu aku belum tau sekuat apa peningkatannya tapi yang jelas kita perlu hati-hati mengingat sarabheswara mantra kemarin sudah membawa teror bagi pasukan mas Steve," ucap Yusuf.
"Kan kau masih ada gerbang kedelapan cok, katamu udah bisa dipakai tanpa mati," ucap Gibran.
"Benar sih, tapi mungkin akan lebih baik kalau aku mencoba cara yang tidak terlalu beresiko untuk diriku, sekarang kita bertahan dulu, mungkin sampai besok," ucap Yusuf sambil terus memperbaiki fungsi gimananya.