Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #121

Huángdì

Hari ke-121 dharmayudha keempat, kemah Harisena.

"Akhirnya kau tiba juga, selamat datang Yusuf," sambut Alim.

"Nampaknya pengembangan pasukan tanpa diriku terjadi cukup stabil ya," ucap Yusuf.

"Ya, kau benar, oiya aku dengar kau hampir saja menghabisi Shafa, apa itu benar," tanya Alim sembari memegang pundak Yusuf.

"Iya Alim, memangnya kenapa, saat ini dia musuh, dia juga merupakan orang yang menimbulkan semua kekacauan ini, sengaja ataupun tak disengaja tapi Shafa itu berbahaya," ucap Yusuf.

"Kau benar, dia telah membuat Dunia ini berada di ambang kehancuran tapi itu bukan berarti membunuhnya akan membuat kehancuran ini berhenti, mungkin kematiannya hanya akan menyulut peleburan total akibat amarah Ihsan, jangan gegabah Yusuf, dia mungkin adalah kunci dari perdamaian kita dengan Ihsan, sebaiknya akan ada beberapa orang yang terus menjaganya dan mempengaruhinya agar berpihak pada kita, mau bagaimanapun saat ini kita belum sanggup menggoyang tekad Ihsan mencapai tujuannya tapi mungkin suara rintihan Shafa bisa merubah tujuannya, semua hal harus dicoba bukan," ucap Alim sembari meremas pundak Yusuf.

"Iya Alim," ucap Yusuf sembari mencoba melepas cengkeraman Alim.

"Kendalikan emosimu itu saudaraku, kalau tidak, aku bisa membantumu menenangkan diri, agak sakit sih tapi tenang saja aku takkan membunuhmu," ucap Alim yang semakin memperkuat cengkeramannya sampai pundak Yusuf berdarah.

Melihat itu Yusuf hanya bisa mengangguk sambil menyingkirkan tangan Alim yang terlihat tersenyum tipis di hadapannya namun tangannya terlihat mengepal dengan kuat.

"Hhh aku lupa kalau orang ini kadang terlalu serius dengan tujuannya, merepotkan, bahkan setelah pertempuran besar sekalipun nampaknya aku masih belum mencapai levelnya," pikir Yusuf.

"Yusuf, kau harus berhati-hati dengan perasaan Ihsan, kau mungkin lupa kalau dia punya mata sepertiku, mata yang merespon emosi," ucap Alim sembari memperlihatkan pada Yusuf kondisi dari matanya.

"Mata itu!?, perang ini nampaknya sudah menyayat hatimu sedalam itu ya, iswaranetra ya, hatimu sungguh besar Alim," ucap Yusuf.

"Sekarang coba bayangkan apa yang terjadi pada mata Ihsan setelah kekasihnya kita ambil darinya," ucap Alim.

Lihat selengkapnya