Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #122

Nǚwáng

Hari ke-122 dharmayudha keempat. Sebuah vimana terlihat bergerak turun ke markas utama Harisena.

"Bhudevi, wanita mengerikan itu tiba juga. Sekar, sebaiknya kau menyambut temanmu itu, kurasa dia tak sedang baik-baik saja," ucap Yusuf.

"Baiklah," ucap Sekar sembari berjalan menuju dek pendaratan vimana.

Sementara itu di dek, Shifa sudah terlihat menunggu dengan sabar saat Sekar menghampirinya menyaksikan pintu vimana perlahan dibuka sambil mendengarkan keributan yang sempat terjadi sebelum akhirnya Salsa keluar menyeret Shafa yang penuh dengan luka meronta di cengkeramannya menghadap sang Narayani yang saat itu memejamkan matanya sambil mengangkat tangannya untuk menyambut Salsa.

"Maafkan aku Narayani, dia terus melawan, aku sebenarnya juga tidak mau melakukan ini, dimana Narayana," ucap Salsa.

"Aku mewakilinya, segera taruh Mahadewi ke ruang tahanan, dia akan berada dalam pengawasan kami mulai sekarang," ucap Shifa yang masih memejamkan matanya untuk menahan air mata.

"Baiklah," ucap Salsa sembari membawa Shafa ke ruang tahanan.

"Shifa, maaf ya, aku yang meminta Salsa untuk menangkap Shafa," ucap Sekar.

"Aku tau itu, kenapa Sekar," tanya Shifa.

"Kudengar dia ingin menghentikan Shafa dengan tangannya sendiri, aku hanya ingin memenuhi keinginannya, lagipula menangkap Shafa adalah salah satu objektif perang kita bukan," ucap Sekar.

"Ya, itu benar kalau menangkap Shafa adalah poin besar dalam kemenangan perang ini tapi masalahnya kau membiarkan seseorang melampiaskan kebenciannya, kau seharusnya tak membiarkan mereka bertemu wahai dewi yang pintar, aku mau menjenguk Shafa dulu, apa kau mau ikut," ucap Shifa yang terlihat sedikit terbawa emosi.

"Kau duluan, aku menyusul," ucap Sekar sambil memegangi gitarnya.

Saat itu Shifa hanya menghela napas sebelum melangkahkan kakinya menyusuri tetesan darah Shafa sementara Sekar menyetel senar gitarnya saat tubuhnya mulai lemas menatap tetesan darah temannya hingga akhirnya dia tersungkur memeluk gitarnya dalam tangisan sunyi.

Sementara itu disisi lain ada Shifa yang sibuk mengambil beberapa herbal lalu menumbuknya dan mengencerkannya sebelum menyaring airnya dan memasukkannya dalam botol kecil lalu mengambil beberapa buah-buahan dan kemudian menaruh semuanya dalam nampan besar untuk dibawa ke sel Shafa.

"Kau tau dia adalah musuh kan, Shifa," tanya Alim yang sedari tadi menunggu di depan pintu.

Lihat selengkapnya