Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #123

Hari ke-123 dharmayudha keempat. Darah merembes dari tiap pori-pori tubuh Ihsan saat tenaga tantranya mulai melonjak dan tenaga yogi mulai bersirkulasi semakin harmonis disekitar tubuhnya yang sudah kering kerontang karena banyaknya keringat dan darah yang keluar darinya. Tak lama kemudian Ihsan keluar dari ruangannya dalam keadaan yang berbeda dari sebelumnya lalu dengan cepat dia melangkahkan kakinya ke ruang makan untuk mulai menikmati hidangan setelah sekian lama dirinya mengurangi porsi makanannya karena latihan yang tak memberinya kesempatan untuk menyantap makanan yang cukup namun dengan begitu Ihsan bisa kembali merasakan kenikmatan dari makanan yang ia makan saat dia perlahan menghilangkan lapar dan dahaganya lalu menghentikannya saat dia merasa cukup lalu dia langkahkan kakinya ke taman vimana untuk melihat lagi binatang-binatang peliharaannya yang sedari awal menunggunya dan tepat saat dia datang mereka langsung menyambutnya, lembunya membawakan trisula dengan mulutnya dan menyerahkannya kembali pada Ihsan sebelum menggosokkan kepalanya pada badan Ihsan, kemudian Ihsan menolehkan pandangannya pada Rio yang sedang memberi makan kedua makara miliknya.

"Apakah ada kabar terbaru Rio?," tanya Ihsan.

"Ada indikasi bahwa Kalkeya sedang bergerak menuju markas utama musuh," ucap Rio.

"Terimakasih," ucap Ihsan.

"Bagaimana latihanmu, apa kau sudah mendapatkannya," tanya Rio.

"Sudah, kedua kekuatan ini memang hal yang sangat bagus tapi aku belum sepenuhnya menguasainya," ucap Ihsan.

Tak lama kemudian Ihsan mulai menggunakan moksanetranya dan benar saja tubuhnya masih nyeri karenanya kemudian secara bergantian dia mematikan moksanetranya dan menggunakan samsaranetranya yang membuat dirinya kembali tersungkur kesakitan.

"Hei Ihsan!!, kenapa kau," teriak Rio.

"Aku gak kenapa-napa kok, tenanglah," ucap Ihsan sembari perlahan berdiri.

"Aku masih belum terbiasa untuk menahan gejolak energi yang terjadi pada diriku saat kekuatan roda samsara aktif, pantas saja polanya terlihat memenuhi mata penggunanya, untuk mendapatkan pertumbuhan energi sebesar ini, jiwaku dipaksa untuk tumbuh dengan sangat cepat sehingga mengganggu kinerja tubuh dan pikiranku, kurasa aku memang harus menguasainya, kalau tidak, aku bisa gila, tapi tak masalah, ini untuk menyelamatkan Shafa. Hmm kalau moksanetra mungkin bisa kutanyakan pada Rio," pikir Ihsan.

"Oi Rio, apa kau bisa membantuku memahami kekuatan baruku," tanya Ihsan.

"Nyeri saat menggunakan moksanetra itu ya, kau akan terbiasa, itu efek dari tubuhmu terus menyempurnakan performanya dengan terus menghancurkan dan menyusun ulang selmu sampai titik dimana kau tidak lagi bisa menua dan terus berada dalam kondisi prima, hal ini terjadi karena pengoptimalan hasil dari regulasi zat gizi dalam tubuhmu tanpa menambah beban kerja energi yang dipakai, tentunya ini akan semakin bagus apabila ditunjang dengan jumlah energi penggunanya yang sudah melimpah ruah dari awal seperti dirimu," ucap Rio.

"Pengoptimalan hasil ya, menarik sekali, semua fungsi yang melibatkan zat gizi bukan," tanya Ihsan.

"Iya???, kenapa tiba-tiba bertanya begitu," tanya Rio.

"Kurasa aku sedikit memahami sesuatu, akan kucoba dulu," ucap Ihsan.

Saat itu juga Ihsan membentuk mudra dengan tangannya dan tiba-tiba saja tubuhnya tumbuh besar, otot-ototnya mengembang dan perutnya membuncit.

"Apa yang kau lakukan sebenarnya," ucap Rio.

"Aku hanya meningkatkan fungsi reaksi anabolik dalam tubuhku agar bahan baku untuk reaksi katabolik meningkat, kau benar semua hasilnya termasuk zat-zat gizi meningkat drastis tapi kurasa kalau ukuran tubuhku segini, gerakanku gak akan efektif dan itu juga akan berefek dari peningkatan jumlah energi kinetik saat melakukan perpindahan tidak bisa kuekstrak dengan maksimal, padahal itulah dasar dari kekuatan rsinetra," ucap Ihsan sembari berusaha menyusutkan tubuhnya.

"Seram juga dia, dalam waktu sesingkat ini dia menemukan metode penggunaan kekuatan moksanetra sebaik itu!?, aku perlu berbulan-bulan untuk menguasai mata ini," pikir Rio.

"Rio!?, apa menurutmu ini cukup untuk memenangkan perang ini," tanya Ihsan.

"Entahlah, harusnya jika berhasil kau tumpuk dengan samsaranetramu akan cukup kuat untuk menandingi iswaranetra, tapi resikonya cukup besar," ucap Rio.

"Itu tidak masalah asalkan aku bisa menguasainya," ucap Ihsan.

Lihat selengkapnya