Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #144

Pernyataan

Dharmayudha keempat hari ke-144. Serangan Alim dan Kusuma masih terus beradu. Disaat yang sama disekitar mereka sudah mulai riuh dengan pertarungan para tentara yang mulai menyiram medan tempur dengan darah dan memupuknya dengan bangkai sementara kedua pejuang agung ditengah mereka saling bersiasat menyusun potensi kekuatan tempur terbaik yang bisa mereka berdua susun dari para tentaranya. Seiring berjalannya pertempuran Alim mulai menunjukkan gayanya sebagai seorang panglima, pasukan yang tertata rapi, dengan cepat membuka serangan dengan pasukan kavaleri kalki yang segera menerobos pertahanan musuh dari segala sisi sementara pasukan infanteri kresna menyusul dari belakang dengan persenjataan lengkap menahan serangan musuh untuk melindungi pasukan artileri ramavijaya memberikan bantuan serangan yang ganas dari belakang dan disaat bersamaan muncul pasukan infanteri bayangan narasimha yang mulai mengeksekusi pasukan musuh yang tercecer membentuk formasi tempur ardhachandra untuk mendispersi tekanan pasukan musuh. Untuk merespon hal itu Kusuma menempatkan pasukan infanteri ishana untuk membuat susunan pertahanan sementara Kerta menyusun tentara tat purusha menjadi susunan artileri utama yang akhirnya mereka berdua susun sebagai chakravyuha untuk membuat pertahanan absolut sambil menyusun tembok-tembok pertahanan yang menahan meriam-meriam pasukan musuh yang semakin kuat.

"Shri Narayana!!, kenapa sebenarnya engkau berperang, kenapa engkau sampai sejauh ini menunjukkan kekuatanmu, kenapa kau memerangi orang yang kau anggap adik sendiri," tanya Kusuma.

"Bukankah sudah kukatakan padamu Dharmakusuma, aku berdiri disini untuk mengingatkan saudaraku akan pentingnya sebuah keteraturan, pada awalnya kami ingin mengingatkannya agar tetap berjalan dalam jalur yang sesuai dengan norma sosial namun dia sendiri yang mengacaukan semuanya, puncaknya adalah saat dia menyatakan perang, semua negosiasi sudah kami lakukan tapi tak ada yang dia indahkan, perang ini adalah undangannya dan kami hanya memenuhi undangannya itu, kami disini hanya untuk menjejalkan kembali aturan kepadanya yang sudah melampaui batas," ucap Alim.

"Melampaui batas!?, apa maksudmu!?, dia hanya mempertahankan negaranya sendiri yang sudah semakin terancam, aku menyaksikannya sendiri, dia yang tanpa lelah membina wilayahnya, membuat berbagai macam perjanjian, mencoba mencontohkan kebaikan, mengawal terbentuknya berbagai macam institusi, menanamkan ideologinya dalam-dalam untuk masa depan demi membawa kemakmuran dan pembebasan, kau hanya perlu menunggu Narayana, prosesnya tidak instan tapi kau akan mengerti transformasi macam apa yang sedang dia lakukan," ucap Kusuma.

"Intuisimu terlalu jauh kedepan tuan, cobalah kau menyaksikan fakta-fakta yang terjadi, setiap kerusuhan yang tercipta, setiap permasalahan yang timbul dan setiap korban yang harus berjatuhan dari kacaunya sistem kebebasan yang diberlakukan di Jonggring Saloka, pola aliansinya, pola perdagangannya, pola pemerintahannya, pola pikirnya, semuanya perlu dibenahi, kalau yang kau lihat adalah persebaran kemakmuran berkala mungkin itu yang kau lihat di wilayah ibukota, kalau yang kau lihat sebuah kebebasan yang membawa konstruksi sosial maka itu karena yang kau lihat hanyalah sebagian orang saja, kalau yang kau lihat adalah sistem pembangunan jangka panjang maka itu adalah rencana para pejabatnya, kenyataannya indeks kemakmurannya tidaklah merata, orang-orang banyak yang berada diluar konstruksi sosial yang nyata dan data pembangunannya belumlah sesuai dengan kebutuhan masrayakatnya, lalu apa yang dia lakukan untuk meredam semuanya, yang dia lakukan adalah pembantaian, kerjasama dengan orang-orang yang tidak jelas asal-usulnya, menggunakan keputusan-keputusan diluar nalar, kau kira fakta itu bisa kukesampingkan begitu saja tuan," teriak Alim.

"Kau tidak melihat kondisinya secara nyata Narayana, bukalah kembali perspektifmu nak, jangan kau lupa kalau negeri Jonggring Saloka masihlah seumur jagung dan coba lihat lagi apa yang bisa kami lakukan, kami bisa mengimbangi kalian selama ini dalam medan pertempuran, bahkan saat kalian punya komandan tempur sebaik Kartikeya, bahkan saat kalian memiliki informan secakap Ganesha, bahkan saat perkembangan teknologi kalian dipimpin oleh tangan sang Brahma, bahkan saat engkau sendiri yang mengatur semuanya wahai Narayana, tapi kalian masih saja bisa ditahan imbang selama ini oleh Mahadewa, dia yang katamu sendiri masih perlu waktu untuk membangun negerinya, dia yang katamu negerinya adalah pembawa kekacauan tapi orang yang sama juga telah menghimpun begitu banyak kekuatan untuk mengimbangi kekuatan tempur yang kalian bangun lebih dari seabad, kekuatan tempur yang kalian dapatkan dari jerih payah semua orang termasuk diriku!!," teriak Kusuma.

"Kenapa kau membawa-bawa masa lalu!!, masalahnya terjadi sekarang, sistem yang kau buat ini akan dihancurkan oleh orang yang kau bela, kenapa kau malah membelanya!?, semuanya harus berjalan dengan tertata agar Dunia ini sejahtera, kenapa kau malah membelanya Dharmakusuma!!!, kenapa kau ingin melupakan sistem buatanmu yang coba kami sempurnakan!?," teriak Alim.

"Karena aku tau sistem buatanku itu sudah tak lagi relevan, dunia perlu transformasi. Wahai Narayana, memangnya kenapa kau ingin sekali mengkoreksi Mahadewa, dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi seorang Ishvara, apa yang sebenarnya kau inginkan darinya sampai kau sekeras ini padanya, tunggu dulu, bantu dia dengan sabar, semua perlu waktu, dia tak bisa melakukan semuanya sendirian," ucap Kusuma.

Lihat selengkapnya