Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #145

Keputusan

Hari ke-145 dharmayudha keempat. Gada Alim mengayun mementalkan Kusuma dan Kerta dari menerjang kencananya. Sementara itu Taruma menggerakkan kencana mereka untuk menangkap keduanya namun Alim segera membakarnya dengan agneyastra sebelum kembali membidik Kusuma menggunakan bhoomiastranya yang segera menutup langit dengan bongkahan batu yang berhasil dihancurkan Kusuma saat itu namun Alim melanjutkan dengan beberapa tembakan parvatastra kearah batuan itu yang segera membuatnya bereaksi dan membesar dengan cepat. Saat itu Kerta segera memindahkan keduanya kearah lain sebelum batuan menghimpit mereka namun Alim dengan mudahnya bisa kembali mencari mereka dan mulai mengalirkan energinya untuk membuat ratusan konstruksi kolosal dengan teknik devanya yang pada akhirnya dia susun menjadi meriam untuk selanjutnya dia isi dengan esensi sharanga.

"Oi kak, kurasa hanya Brahma yang bisa melakukan ini," ucap Kerta di hadapan meriam raksasa itu.

"Kalau mengkonstruksi esensi shashtra dari nol memang baru Brahma yang bisa, dia hanya memindahkan esensi sharanganya seperti yang bisa dilakukan banyak orang. Kita bisa menembusnya kan Kerta," ucap Kusuma.

Tepat setelah itu sharanga raksasa itu aktif dan mulai menyemburkan tembakan bensin kearah mereka berdua yang segera menembusnya sebelum akhirnya memasuki dimensi sepi angin dengan keadaan berlumuran bensin.

"Apa-apaan itu, dia menembakkan bensin dari meriam raksasa itu," tanya Kusuma saat membilas tubuhnya dan Kerta dengan air.

"Itu elemen air kak, dia mengganti properti cairannya menjadi bensin," sahut Kerta.

Saat itulah gas dari bensin tadi mulai mewujud menjadi atmasena Alim yang saat itu menggunakan kekuatan bhootanya sebelum akhirnya mengeluarkan kapak perangnya dan mulai menyerang mereka berdua dengan cepat sebelum keduanya mulai berpindah-pindah karena Kerta bisa dengan bebas menggunakan sepi anginnya disitu namun tepat saat itu juga Alim segera menebar spora lumut menggunakan elemen materialnya dan mulai mengikis dimensi itu dengannya.

"Kalian hanyalah relik dari masa lalu, kenapa kalian harus susah-susah datang ke masa kini hanya untuk menggangguku mengingatkan adikku," ucap Alim seraya mulai melebur tempat itu dengan lumut.

Tak lama kemudian dimensi itu retak dan mulai kembali menyatu dengan dunia nyata dimana dari belakang atmasenanya Alim menodongkan meriam kolosal tadi dan tepat setelah itu meriam tadi menembakkan peluru inti bintang yang segera mendobrak tempat itu dan menghamburkan dimensi itu kembali ke alam semesta.

"Sial, aku akan kehilangan akses sementara ke mode tamasik sepi angin tamasik, bagaimana cara anak itu merobek dimensiku dengan mudah," pikir Kerta.

"Hoi Kerta, kau gak apa-apa!?," tanya Kusuma.

Lihat selengkapnya