Nataraja

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #146

Komando

Hari ke-146 dharmayudha keempat. Perang telah mencapai titik dimana tak ada lagi jalan kembali, kedua pasukan sedang berada diambang batas pembukaan terakhir potensi penuhnya. Bersamaan dengan itu tandava mulai ditarikan oleh sang Nataraja, genderang perang telah dimainkan olehnya dan seluruh tentara Harasena bersama pekik suara yang bersahut-sahutan memenuhi angkasa sementara dari sisi lain medan tempur sang Narayana dan para tentara Harasena mulai menyanyikan gayatri sembari menundukkan kepala dengan khidmat. Semesta mulai berguncang saat itu, cahaya terang mulai terpancar dari Shri Hari saat Badai mulai berkecamuk mengikuti tarian Ananta Hara. Saat itulah juga sudharsana mulai memusatkan seluruh cahaya yang terpancar dari para tentara Harisena sebelum kembali memancarkannya lebih terang dari sebelumnya dan disambut oleh tangan-tangan yang terangkat dari tentara kalki yang akhirnya membuka sepenuhnya potensi mereka yang bersinar seterang matahari membawa wujud penunggang kuda putih dengan pedang cahaya ditangannya dan burung kakatua raja yang terbang disekitarnya untuk terus memberikan informasi musuh padanya, tentara kalki telah bermanifestasi sepenuhnya, memacu kudanya melintasi jagat raya untuk menegakkan dharma dengan pedangnya. Disaat bersamaan vijaya trisula bergetar saat energi yang mengisi penjuru alam semesta bersirkulasi disekitarnya dan mulai menguat tanpa mengenal batas dan berhembus dalam bentuk murninya, energi gelap yang menyusun alam semesta dan merasuk ke tubuh para tentara ishana yang akhirnya membebaskan wujud asli mereka yang sederhana nan agung, seorang tentara pembawa trisula yang datang bersama lembunya dan para pengikutnya yang segera meluncur untuk membebaskan ruh dari raga musuhnya.

"Lepas juga akhirnya potensi penuh tentara kalki, ini akan mengerikan, rangkuman dari seluruh potensi unit tentara Harisena selain yang sama dengan mereka, unit tempur paling cakap sepanjang masa," gumam Rio.

"Tentara ishana juga sudah mewujud sepenuhnya, mereka akan tumbuh jauh lebih cepat seiring dengan para tentara lain yang berguguran, unit tempur absolut yang akan membawa logistik dan batalyon tempur terkuat yang pernah disaksikan umat manusia," balas Bagas.

"Aku penasaran, siapa diantara kedua unit tempur ini yang terbaik," ucap Rio.

"Mereka tidak bisa dibandingkan, fungsi mereka berbeda, unit kalki adalah unit individual yang akan bertumbuh dan berkembang semakin cepat seiring dengan jumlah korbannya sedangkan unit ishana adalah unit komando yang membentuk dan menggerakkan sebuah armada, fungsi mereka sangatlah berbeda, dalam jangka pendek unit kalki akan jauh lebih perkasa tapi unit ishana dalam jangka panjang akan jauh lebih berbahaya," ucap Bagas.

"Kau memang pejuang yang berbahaya Bagas, cepat sekali kau bisa memahami unit tempur kami tapi kau juga agak bodoh dengan menjelaskan cara kerja unit tempurmu, aku akan mengakhirimu disini," ucap Rio seraya melumuri karambitnya dengan racun.

"Itu kalau kau bisa, kau juga memberikan waktu bagi tenagaku untuk sedikit pulih," ucap Bagas seraya kembali mengaliri pedangnya dengan energinya.

Tak lama kemudian keduanya kembali mengadu serangan, Rio ditemani dengan armada Harasena dan Bagas yang disambut dengan gempuran armada Harisena.

Hari itu perang telah sepenuhnya berubah menjadi bencana saat kedua armada bertemu mereka saling melemparkan serangan demi serangan. Saat itu gunung-gunung mulai terlempar, samudra mulai bergejolak, halilintar tak henti-hentinya menyambar, api mulai membakar kapal-kapal dan angin mulai memotong tubuh para tentara. Perang juga berlangsung dibawah air, tentara Harisena mulai membuat kapal-kapal selam untuk saling menembakkan rudal balistik sementara makhluk-makhluk airnya yang juga turut berpartisipasi dengan memakan mayat-mayat pasukan serta menghantam lumbung kapal perang hingga meledak disaat dari sisi Harasena mengirimkan armada bawah air yang segera berbondong-bondong membuat kapal selam mereka sendiri yang juga menembakkan bermacam amunisi namun kali ini yang mereka tembakkan adalah tunas ganggang laut untuk mengikat turbin musuh sementara makhluk-makhluk laut yang membantu mereka adalah gerombolan udang dan kepiting serta terintip kecil yang segera melumpuhkan biota laut raksasa milik Harisena dengan menempelinya dan melumpuhkan pernapasannya sampai beberapa paus yang mati mulai mengambang dan tiba-tiba meledak berhamburan membawa burung-burung dari udara berdatangan dengan cepat bersamaan dengan jatuhnya bangkai pesawat tempur dari udara yang kadang disertai bom yang masih tersisa. Saat itu angkasa juga tidak lagi aman jutaan tentara berlomba-lomba membuat pesawat tempur dan vimana yang saling bergerak dengan lincah menteror udara dengan laser dan nuklir dan ditengah konflik itu ada para tentara kalki yang bergerak bagai kilatan cahaya diikuti dengan hamburan darah dan potongan tubuh dimana-mana hal ini semakin diperparah dengan pasukan ishana yang tanpa henti membentuk armada perang yang segera meratakan pasukan musuh.

Ditengah hujan darah dan berjatuhannya rongsokan itulah Shafa berdiri melumpuhkan Dio bersama para tentaranya, menenggelamkannya dalam samudra.

"Kita harus terus bergerak, ayo pak Anas, pimpin para perwira kita untuk maju," ucap Shafa yang sudah kehabisan tenaga.

Lihat selengkapnya